Ruang repetitif dalam lingkungan pendidikan tinggi berpotensi menimbulkan kejenuhan visual dan penurunan kenyamanan psikologis pengguna akibat pola spasial yang monoton. Penelitian ini berangkat dari permasalahan ruang sirkulasi pada lantai 2, 3, dan 4 Gedung D Universitas Pelita Harapan yang menunjukkan karakter repetitif, serta mengevaluasi potensi integrasi teknologi Mixed Reality (MR) sebagai strategi desain untuk mentransformasi pengalaman spasial pengguna. Pendekatan arsitektur neo-futurisme digunakan sebagai landasan konseptual, mengingat kesesuaiannya dalam menghadirkan prinsip dan nilai bentuk yang dinamis, organik, fleksibel, dan interaktif. Metode yang digunakan mencakup analisis tapak secara kontekstual, survei pengguna dengan pendekatan kuantitatif dan kualitatif, serta perancangan dan evaluasi prototipe berbasis MR dengan menggunakan perangkat Meta Quest 3. Tahap eksplorasi awal menghasilkan prototipe desain yang mengintegrasikan elemen-elemen virtual dengan inspirasi dari alam, seperti hujan, vegetasi, dan angin, untuk membangun atmosfer ruang. Survei pengguna terhadap prototipe mengidentifikasi respon positif terhadap peningkatan intensitas dan kualitas imersif pengalaman ruang, namun juga menunjukkan perlunya optimalisasi pada aspek pencahayaan dan keterbacaan elemen visual. Tahap perancangan akhir menitikberatkan pada penyusunan strategi spasial yang lebih kompleks dan menyeluruh, dengan fokus pada spasial atmosfer ruang dan narasi interaktivitas spasial yang adaptif. Elemen desain disusun untuk membentuk pengalaman ruang yang intensif, imersif, dan intuitif melalui pendekatan neofuturisme, mulai dari pengembangan program spasial, perancangan bentuk dan materialitas virtual, hingga pengaturan alur gerak pengguna. Desain ini secara simultan merekonstruksi persepsi pengguna terhadap ruang repetitif, memperkuat koneksi emosional, serta meningkatkan kualitas estetika dan fungsionalitas ruang secara keseluruhan. Penelitian ini menyimpulkan bahwa integrasi Mixed Reality dalam desain arsitektur dapat menjadi strategi efektif dalam merespons tantangan ruang repetitif. Penerapan pendekatan neo-futurisme memperkuat transisi antara ruang fisik dan virtual, sehingga mendorong terciptanya lingkungan belajar yang lebih adaptif, responsif, dan berdampak positif terhadap pengalaman spasial pengguna. / Repetitive spaces in higher education environments have the potential to cause visual fatigue and reduce users' psychological comfort due to monotonous spatial patterns. This research departs from the issue of circulation space on the 2nd, 3rd, and 4th floors of Building D at Universitas Pelita Harapan, which exhibits repetitive characteristics, and evaluates the potential integration of Mixed Reality (MR) technology as a design strategy to transform users’ spatial experiences. The neo-futurist architectural approach is used as a conceptual foundation, given its suitability in presenting principles and values of dynamic, organic, flexible, and interactive forms. The methods used include contextual site analysis, user surveys employing quantitative and qualitative approaches, as well as the design and evaluation of MR-based prototypes using the Meta Quest 3 device. The initial exploration stage produced a design prototype that integrates virtual elements inspired by nature, such as rain, vegetation, and wind—to construct the spatial atmosphere. User surveys of the prototype identified positive responses regarding the increased intensity and immersive quality of spatial experience, but also indicated the need for optimization in aspects of lighting and visual legibility. The final design stage emphasizes the development of a more complex and comprehensive spatial strategy, focusing on the spatial atmosphere and adaptive spatial interactivity narrative. Design elements are arranged to form an intensive, immersive, and intuitive spatial experience through the neo-futurist approach, ranging from the development of spatial programs, the design of virtual forms and materiality, to the organization of user movement flow. This design simultaneously reconstructs user perception of repetitive spaces, strengthens emotional connection, and enhances the aesthetic and functional quality of the space as a whole. This study concludes that the integration of Mixed Reality in architectural design can be an effective strategy in responding to the challenges of repetitive space. The application of the neo-futurist approach strengthens the transition between physical and virtual space, thereby encouraging the creation of learning environments that are more adaptive, responsive, and positively impactful on users' spatial experiences.