This study aims to examine the influence of resilience level on work performance among millennial employees. Using a quantitative approach, this study involved 121 employees aged 29–44 years working in a food and beverage company in Jakarta. Resilience was measured using the Connor-Davidson Resilience Scale (CD-RISC), and work performance was measured through company appraisal scores (KPI + 360-degree feedback). Data were analyzed using simple linear regression. The result indicated that resilience is not correlated with employee performance (⍴ = 0.091, p= 0.321). This finding suggests that while resilience is often considered important in workplace functioning, its direct effect on performance may be limited or mediated by other contextual factors. Further research is needed to explore alternative mechanisms linking resilience to workplace outcomes. / Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh tingkat resiliensi terhadap kinerja kerja pada karyawan generasi milenial. Pendekatan kuantitatif digunakan dalam penelitian ini dengan melibatkan 121 partisipan berusia 29–44 tahun yang bekerja pada sebuah perusahaan makanan dan minuman di Jakarta. Tingkat resiliensi diukur menggunakan alat ukur Connor-Davidson Resilience Scale (CD-RISC), sedangkan kinerja kerja diukur melalui penilaian perusahaan berdasarkan KPI dan 360-degree feedback. Regresi linear sederhana digunakan untuk menganalisa data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa resiliensi tidak memiliki hubungan dengan kinerja kerja (⍴=-0.091, p=0.321). Temuan ini menunjukkan bahwa meskipun resiliensi sering dianggap penting dalam konteks kerja, dampaknya terhadap kinerja dapat bersifat tidak langsung dan bergantung pada faktor situasional lainnya. Penelitian lanjutan diperlukan untuk menggali lebih lanjut mekanisme yang mungkin menghubungkan resiliensi dengan hasil kerja.