Adolescence is a developmental stage characterized by various emotional challenges, making the ability to regulate emotions an essential aspect of psychological well-being. Father involvement is one factor that is presumed to play a role in developing emotion regulation skills. This quantitative study examines the role of father involvement in adolescent emotion regulation. The research employs a correlational quantitative approach with a non-experimental cross-sectional design. Purposive sampling was used to identify 40 teenagers aged 15 to 19 who lived in Depok City. The instruments used in this study were the Father Involvement Scale (23 items) to measure father involvement and the Emotion Regulation Questionnaire (10 Items) to assess emotion regulation strategies. The results of the analysis showed that father involvement had a significant relationship with the emphasis strategy r = 0.318 p = 0.046 and reappraisal r = 0.374 p = 0.017. Thus, father involvement has a relationship with adolescent emotional regulation strategies. Therefore, efforts are needed to improve the quality of father-child relationships through consistent and involved interactions. Further research is suggested to involve a larger number of participants and consider other mediating variables to enrich the understanding of the dynamics of the relationship between father roles and adolescent emotional development./Menjadi remaja merupakan fase perkembangan yang ditandai dengan berbagai tantangan emosional, sehingga kemampuan dalam mengelola emosi menjadi aspek penting dalam mendukung kesejahteraan psikologis. Salah satu faktor yang diduga berperan dalam pembentukan kemampuan regulasi emosi adalah keterlibatan ayah. Penelitian kuantitatif ini bertujuan untuk mengetahui peran keterlibatan ayah terhadap regulasi emosi pada remaja. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif korelasional dengan desain cross-selection non – eksperimen. Partisipan berjumlah 40 remaja berusia 15 -19 tahun yang berdomisili di Kota Depok dan dipilih melalui teknik purposive sampling. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah Father Involvement Scale (23 item) untuk mengukur keterlibatan ayah dan Emotion Regulation Questionnaire (10 item) untuk mengukur regulasi emosi Hasil analisis menunjukkan bahwa keterlibatan ayah, memiliki hubungan signifikan dengan strategi suppression r = 0.318 p = 0.046 dan reappraisal r = 0.374 p = 0.017. Dengan demikian keterlibatan ayah mempunyai hubungan dengan strategi regulasi emosi remaja. Oleh karena itu, diperlukan upaya untuk meningkatkan kualitas hubungan ayah dan anak melalui interaksi yang konsisten dan penuh keterlibatan. Penelitian selanjutnya disarankan untuk melibatkan jumlah partisipan yang lebih besar dan mempertimbangkan variabel mediasi lain guna memperkaya pemahaman mengenai dinamika hubungan antara peran ayah dan perkembangan emosional remaja.