Latar Belakang: Penyakit jantung bawaan (PJB) adalah kelainan dalam pembentukan dan perkembangan jantung serta pembuluh darah besar pada tahap awal kehidupan janin oleh karena adanya gangguan atau kegagalan dalam pembentukan dan perkembangan. Prevalensi penyakit jantung bawaan pada tahun 2023 di Indonesia ada sekitar 0,85% dari setiap 100 anak. Berdasarkan data yang diperoleh dari salah satu rumah sakit jantung di Jakarta, prevalensi PJB pada tahun 2023 menunjukkan angka 2400 kasus. Tujuan: Mengetahui gambaran pengetahuan orang tua dengan anak penyakit jantung bawaan di satu rumah sakit jantung di Jakarta. Metode: Penelitian ini menggunakan desain deskriptif kuantitatif dengan pendekatan cross-sectional dan analisis statistik univariat. Sebanyak 157 sampel didapatkan menggunakan teknik purposive sampling, namun dua responden dikeluarkan karena tidak memenuhi kriteria inklusi, sehingga total responden yang dianalisis sebanyak 155 orang. Instrumen yang digunakan adalah Leuven Knowledge Questionnaire for Congenital Heart Disease (LKQCHD) yang telah diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia dan diuji validitas serta reliabilitasnya. Hasil uji validitas menunjukkan 23 dari 27 item pertanyaan valid (r hitung > r tabel = 0,374), dan nilai reliabilitas Cronbach's alpha sebesar 0,867, yang menunjukkan instrumen tersebut reliabel. Hasil: Responden yang memiliki tingkat pengetahuan yang baik sebanyak 56,13%, cukup (36,13%), dan kurang (7,74%). Aspek pengetahuan yang paling diketahui mencakup kunjungan kontrol dan perawatan dasar, sedangkan pengetahuan mengenai komplikasi seperti endokarditis dan risiko jangka panjang masih kurang. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pengetahuan orang tua mengenai penyakit jantung bawaan anaknya berada pada kategori baik secara umum, namun masih terdapat kekurangan pada aspek tertentu yang memerlukan edukasi lebih lanjut, khususnya mengenai komplikasi dan pencegahan jangka panjang. / Background: Congenital Heart Disease (CHD) is a structural abnormality in the formation and development of the heart and great vessels during early fetal life, caused by disturbances or failures in the developmental process. In 2023, the prevalence of CHD in Indonesia was approximately 0.85% per 100 children. Data from one of the cardiac hospitals in Jakarta indicated a prevalence of 2,400 CHD cases in 2023. Objective: To describe the level of knowledge among parents of children with congenital heart disease in a cardiac hospital in Jakarta. Method: This study employed a descriptive quantitative design using a cross-sectional approach and univariate statistical analysis. A total of 157 respondents were selected through purposive sampling, but two respondents were excluded due to not meeting the inclusion criteria, resulting in a final sample of 155 respondents. The instrument used was the Leuven Knowledge Questionnaire for Congenital Heart Disease (LKQCHD), which had been translated into Bahasa Indonesia and tested for validity and reliability. Validity testing showed that 23 out of 27 questions were valid (r count > r table = 0.374), and the instrument demonstrated a high reliability with a Cronbach's alpha score of 0.867. Results: The findings showed that 56,13% of respondents had a good level of knowledge, 36,13% had a moderate level, and 7,74% had a poor level of knowledge. The most well-understood aspects were related to follow-up visits and basic care, while knowledge regarding complications such as endocarditis and long-term risks remained limited. These results indicate that, in general, parents have a good level of knowledge regarding their child’s congenital heart disease. However, specific areas, particularly those related to complications and long-term prevention, still require further education.