Affect labeling merupakan strategi regulasi emosi dengan cara mengenali dan menamai emosi secara verbal. Tujuan untuk mengetahui hubungan antara affect labeling terhadap masalah kesehatan mental Generasi Z. Menggunakan metode kuantitatif dengan desain deskriptif korelasional dan pendekatan cross-sectional. Jumlah sampel sebanyak 385 responden berusia 18–27 tahun dengan menggunakan teknik Convenience sampling. Instrumen yang digunakan adalah Affect Labeling Questionnaire (ALQ) dan Depression Anxiety Stress Scale-21 (DASS-21). Analisis data menggunakan uji korelasi Spearman’s Rho. Hasil penelitian menunjukkan bahwa affect labeling berkorelasi negatif secara signifikan dengan depresi (r = 0.102, p = 0.045) dan cemas (r = -0.140, p = 0.006), namun tidak ditemukan adanya korelasi yang signifikan antara ALQ dan stres (ρ = -0.040, p = 0.436). Temuan ini menunjukkan bahwa semakin tinggi kemampuan individu dalam affect labeling, maka gejala depresi dan kecemasan cenderung lebih rendah. Dapat disimpulkan bahwa affect labeling dapat menjadi salah satu strategi yang efektif dalam membantu Generasi Z mengatasi tekanan emosional. Oleh karena itu, disarankan untuk mengembangkan intervensi berbasis teknologi yang mengintegrasikan affect labeling sebagai pendekatan preventif dan promotif dalam menjaga kesehatan mental generasi muda/Affect labeling is an emotion regulation strategy by recognizing and naming emotions verbally. The aim is to determine the relationship between affect labeling and Generation Z's mental health problems. Using quantitative method with descriptive correlational design and cross-sectional approach. The sample size was 385 respondents aged 18-27 years using Convenience sampling technique. The instruments used were Affect Labeling Questionnaire (ALQ) and Depression Anxiety Stress Scale-21 (DASS-21). Data analysis used Spearman's Rho correlation test. The results showed that affect labeling was significantly negatively correlated with depression (r = -0.102, p = 0.045) and anxiety (r = -0.140, p = 0.006), but no significant correlation was found between ALQ and stress (ρ = -0.040, p = 0.436). This finding suggests that the higher an individual's ability in affect labeling, the lower their symptoms of depression and anxiety tend to be. It can be concluded that affect labeling can be one of the effective strategies in helping Generation Z cope with emotional distress. Therefore, it is recommended to develop technology-based interventions that integrate affect labeling as a preventive and promotive approach in maintaining the mental health of the younger generation.