Mahasiswa perantau adalah mereka yang meninggalkan kampung halamannya untuk melanjutkan Pendidikan. Situasi ini dapat menjadi sebuah tantangan dan dapat berdampak, salah satunya terhadap subjective well-being mereka. Memiliki tingkat subjective well-being yang baik membuat mahasiswa perantau menjadi lebih ramah, peduli dengan orang lain, dan aktif. Sebaliknya, subjective well-being yang rendah cenderung membuat mereka merasa sedih dan kesepian. Subjective well-being dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor, salah satunya adalah social support. Namun, terkadang social support yang diberikan tersebut tidak sesuai dengan apa yang sebenarnya dibutuhkan oleh individu. Sehingga, persepsi seseorang mengenai social support (perceived social support) yang diterimanya juga dapat mempengaruhi signifikansi dari dukungan tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk meneliti apakah perceived social support memiliki pengaruh yang signifikan terhadap subjective well-being mahasiswa perantau. Penelitian dilakukan secara kuantitarif dengan menggunakan instrumen penelitian (kuesioner) yang telah diadaptasi ke dalam Bahasa Indonesia, yaitu Multidimensional Scale of Perceived Social Support, Scale of Positive and Negative Experience, dan Satisfaction with Life Scale pada 136 mahasiswa perantau. Hasil menunjukan perceived social support memiliki pengaruh yang signifikan terhadap subjective well-being mahasiswa perantau (R2 = .241, F = 42.504, p = .000). Hal tersebut berarti semakin tinggi perceived social support individu, maka semakin tinggi subjective well-being individu, atau sebaliknya.