Penelitian ini bertujuan untuk memahami bagaimana perempuan pengguna aktif Bumble membentuk relasi romantis digital melalui komunikasi interpersonal, serta menjelaskan tahapan perkembangannya dengan menggunakan Teori Penetrasi Sosial. Teori ini dipilih karena menekankan bahwa hubungan interpersonal berkembang secara bertahap melalui proses pengungkapan diri yang makin mendalam. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan fenomenologi, melibatkan lima informan perempuan yang merupakan pengguna aktif Bumble. Hasil penelitian menunjukkan bahwa komunikasi interpersonal melalui aplikasi ini ditandai dengan proses self-disclosure yang selektif dan bertahap, serta didukung oleh empati, dukungan emosional, dan kontrol percakapan. Perempuan memegang peran aktif dalam mengelola intensitas dan kedalaman hubungan sesuai dengan tahapan dalam Teori Penetrasi Sosial. Simpulan penelitian ini menunjukkan bahwa meskipun dilakukan secara daring, relasi romantis dapat berkembang menjadi keterikatan interpersonal yang bermakna. Penelitian selanjutnya disarankan untuk mengeksplorasi peran media lain atau membandingkan pengalaman antar gender dalam membangun relasi digital. / This study aims to understand how active female Bumble users form digital romantic relationships through interpersonal communication and to explain the stages of this development using Social Penetration Theory. This theory was chosen because it emphasizes that interpersonal relationships develop gradually through deeper self-disclosure. This research applies a qualitative method with a phenomenological approach, involving five female informants who are active Bumble users. The findings show that interpersonal communication through the application is characterized by a selective and gradual self-disclosure process, supported by empathy, emotional support, and control over the conversation flow. Women play an active role in managing the intensity and depth of the relationship, in line with the stages described in Social Penetration Theory. The conclusion indicates that although mediated digitally, romantic relationships can evolve into meaningful interpersonal connections. Future research is recommended to explore the role of other media or compare experiences across genders in building digital relationships.