The relocation of the capital city of the Republic of Indonesia from Jakarta to Nusantara Capital City (IKN) in East Kalimantan represents a long-term geopolitical strategy that positively and constructively influences the geopolitical dynamics of the Southeast Asian region. Employing an interpretative approach and qualitative research methods, this thesis utilizes the theory of realism alongside the concepts of sustainable development, traditional security, non-traditional security, and geopolitics. The study finds that the development of IKN serves as a momentum for Indonesia to enhance its influence and leadership within Southeast Asia. The research concludes that: (1) through the development of IKN, Indonesia is strengthening its material capabilities via infrastructure development, as well as regional political, security, and economic approaches; (2) Southeast Asian countries do not necessarily view the relocation as a threat, but rather as an opportunity for shared progress, particularly in the sub-regional area of Borneo; (3) the momentum of IKN's development indicates Indonesia's application of a balance of power strategy, while reinforcing its statism through military capability enhancement as a domestic policy, economic diplomacy, and a strengthened role within ASEAN; (4) the substantial involvement of foreign investment or funding in IKN’s development raises critical questions regarding the claim of state-centrism in the capital’s relocation process. / Pemindahan Ibu Kota Republik Indonesia dari Jakarta ke Ibu Kota Nusantara (IKN) di Kalimantan Timur merupakan strategi Geopolitik Indonesia jangka panjang yang mempengaruhi dinamika geopolitik kawasan Asia Tenggara yang positif dan konstruktif. Melalui pendekatan interpretative dan metode penelitian kualitatif, penulisan tesis ini menggunakan teori realisme serta konsep- pembangunan berkelanjutan, keamanan tradisional, keamanan non-tradisional serta geopolitik. Penelitian ini menemukan bahwa pembangunan IKN merupakan momentum bagi Indonesia untuk menjadi negara dengan pengaruh dan kepemimpinan yang lebih kuat di kawasan Asia Tenggara. Penelitian ini juga menyimpulkan bahwa (1) Indonesia melalui pembangunan IKN sedang memperkuat kapabilitas materialnya melalui pembangunan infrastruktur, pendekatan politik, keamanan dan ekonomi regional. (2) Negara- negara di Asia Tenggara tidak selalu memandang perpindahan tersebut sebagai ancaman, tetapi juga peluang untuk meraih kemajuan bersama serta terutama di wilayah sub-regional Borneo (3) Dengan adanya momentum pembangunan IKN, Indonesia sedang menerapkan ( balance of power, sembari memperkuat ‘statism’nya dengan menambah kemampuan militer sebagai kebijakan domestik, dan menggelar diplomasi ekonomi serta meningkatkan perannya di ASEAN. (4) Banyaknya investasi atau dana asing dalam pembangunan IKN juga membuka pertanyaan tentang state-centrism yang di klaim ketika dalam pembangunan IKN.