Peningkatan pengobatan diabetes seperti insulin dan sulfonilruea dalam mengendalikan kontrol glikemik dapat meningkatkan efek samping berupa hipoglikemia. Umumnya, penyakit diabetes lebih banyak dialami oleh lansia, dimana sebanyak 42% pasien lansia yang dirawat terdiagnosis diabetes dan sepertiga diantaranya mengalami hipoglikemia. Oleh karena itu, peneliti ingin melakukan konseling secara individual terhadap pasien diabetes lansia rawat jalan di RSUD Kota Tangerang dalam mencegah hipoglikemia. Hal ini dilakukan dengan pendekatan TEMAN (T: Tetap setia mencatat, E: Edukasi tanda dan gejala, M: Monitoring glukosa dengan baik, A: Aktif mengenali gejala, N: Nyatakan penyebab hipoglikemia) guna meningkatkan pemahaman dan kemampuan mengenali gejala hipoglikemia. Penelitian dilakukan secara eksperimental deskriptif yang dilakukan secara retrospektif dan prospektif dengan metode Pre Test dan Post Test One Group Only. Penelitian dilaksanakan dari bulan November 2024 - Maret 2025. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas konseling pendekatan TEMAN yang dilihat dari peningkatan nilai Pre test dan Post Test terhadap pemahaman dan kemampuan mengenali tanda-tanda hipoglikemia pada pasien diabetes lansia. Konseling dengan pendekatan TEMAN melalui media booklet terbukti efektif dalam meningkatkan pemahaman mengenai hipoglikemia dan kemampuan mengenali tanda-tanda hipoglikemia yang dilihat dari uji Wilcoxon Signed Rank dengan nilai p value < 0,05. Konseling pendekatan TEMAN juga terbukti mampu membuat pasien diabetes lansia mengenali gejala hipoglikemia melalui praktik ketika mengalami kejadian hipoglikemia, sehingga mampu melakukan penanganan secara mandiri. / The increased use of diabetes treatments such as insulin and sulfonylureas to manage glycemic control may lead to a higher risk of hypoglycemia as a side effect. Diabetes is more commonly found in the elderly population, with 42% of hospitalized elderly patients diagnosed with diabetes, and one-third of them experiencing hypoglycemia. In response to this issue, the researcher aims to conduct individual counseling sessions for elderly outpatients with diabetes at the Tangerang City General Hospital to help prevent hypoglycemia. This intervention employs the TEMAN approach (T: Tetap setia mencatat – consistently keep records, E: Edukasi tanda dan gejala – educate about signs and symptoms, M: Monitoring glukosa dengan baik – proper glucose monitoring, A: Aktif mengenali gejala – actively recognize symptoms, N: Nyatakan penyebab hipoglikemia – state the causes of hypoglycemia) to enhance patients’ understanding and ability to recognize hypoglycemic symptoms. The study adopts a descriptive experimental design conducted both retrospectively and prospectively using a pre-test and post-test one-group-only method. The research was carried out from November 2024 to March 2025. The objective of this study is to evaluate the effectiveness of the TEMAN counseling approach by measuring improvements in pre-test and post-test scores related to understanding and recognizing signs of hypoglycemia in elderly diabetic patients. Counseling using the TEMAN approach, delivered through a booklet medium, proved effective in increasing awareness and recognition of hypoglycemia symptoms, as indicated by the Wilcoxon Signed-Rank test with a p-value of < 0.05. Furthermore, the TEMAN counseling approach was shown to enable elderly diabetic patients to recognize hypoglycemic symptoms through real-life practice during actual hypoglycemic episodes, thereby empowering them to manage the condition independently.