Indonesia menempati posisi kedua dunia kasus tuberkulosis (TB) dengan tingkat kematian lebih tinggi dibandingkan dengan Covid-19. Bakteri mycobacterium tuberculosis sangat mudah menular melalui udara ketika penderita TB batuk, bersin dan meludah. Faktanya bahwa ada langkah sederhana yang dapat digunakan untuk memutus rantai penularan TB dengan menerapkan etika batuk yang benar. Hal ini mendorong peneliti untuk melakukan intervensi edukasi yang lebih spesifik mengenai etika batuk. Tujuan untuk mengetahui pengaruh edukasi terhadap pengetahuan dan perilaku etika batuk pada penderita tuberkulosis paru. Desain penelitian menggunakan quasi-eksperimen dengan model one- group pretest- posttest. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner pengetahuan dan perilaku etika batuk pada penderita TB yang telah melalui uji validitas dan reliabilitas kepada 39 responden. Hasil sebelum diberikan edukasi kesehatan terdapat (5,1%) responden memiliki pengetahuan baik dan (30,8%) memiliki perilaku baik, namun setelah diberikan edukasi kesehatan terdapat peningkatan pada pengetahuan menjadi (100%) dan perilaku menjadi (80,7%) dengan nilai signifikansi (p<0.05). Hasil ini menunjukkan bahwa adanya terdapat peningkatan pengetahuan dan perilaku yang cukup signifikan saat diberikan edukasi kesehatan. Peneliti selanjutnya diharapkan dapat memperbesar jumlah sampel, melakukan observasi perilaku dalam jangka waktu yang lebih panjang. Mempertimbangkan faktor stigma pada penderita dan masyarakat terhadap tuberkulosis yang dapat memengaruhi partisipasi responden dalam kegiatan edukasi. / Indonesia ranks second in the world for tuberculosis (TB) cases with a higher mortality rate compared to Covid-19. Mycobacterium tuberculosis bacteria are easily transmitted through the air when people with TB cough, sneeze and spit. The fact that there are simple steps that can be used to break the chain of TB transmission by applying proper cough etiquette. This prompted researchers to conduct a more specific educational intervention on cough etiquette. The aim was to determine the effect of education on the knowledge and behavior of cough ethics in patients with pulmonary tuberculosis. The research design used a quasi- experiment with a one-group pretest-posttest model. The instrument used was a questionnaire of knowledge and behavior of cough ethics in TB patients who had gone through validity and reliability tests to 39 respondents. The results before being given health education there were (5.1%) respondents had good knowledge and (30.8%) had good behavior, but after being given health education there was an increase in knowledge to (100%) and behavior to (80.7%) with a significance value (p<0.05). These results indicate that there is a significant increase in knowledge and behavior when given health education. Future researchers are expected to increase the sample size, observe behavior over a longer period of time. Considering the stigma factor in patients and the community towards tuberculosis that can affect respondents' participation in educational activities.