Beton mutu tinggi (HSC) memiliki sifat mekanis dan durabilitas yang kuat, tetapi keretakan adalah salah satu kekhawatiran bagi engineer dalam membuat HSC. Untuk mengatasi keretakan tersebut, fiber dengan ukuran kecil dapat ditambahkan secara merata pada campuran beton untuk menahan retak dan juga meningkatkan sifat mekanis pada beton tersebut, salah satunya adalah glass fiber. Penambahan glass fiber dalam HSC disebut dengan High Strength Glass Fiber Reinforced Concrete (HSGFRC). Pada penelitian ini digunakan glass fiber tipe E sebagai material fiber yang dicampurkan ke dalam beton untuk mengetahui sifat mekanis dan perilaku keretakan pada beton tersebut. Glass fiber tipe E ini digunakan karena memiliki sifat mekanis yang tinggi dan memiliki harga yang lebih terjangkau daripada fiber lainnya. Penambahan glass fiber tipe E pada penelitian ini menggunakan persentase penambahan sebesar 0.6% (GF1), 0.9% (GF2), dan 1.2% (GF3) terhadap berat cementitious material, dan juga dengan menambahkan glass fiber tipe E sebagai pengganti tulangan pada balok HSC (GF0). Pada penelitian ini, pengujian yang dilakukan adalah pengujian kuat tekan, dan pengujian kuat lentur. Hasilnya, kuat tekan di umur 28 hari pada GF1 dan GF2 tidak memiliki kenaikan yang signifikan dan pada GF3 mengalami penurunan kuat tekan. Untuk hasil kuat lentur, semua balok yang terdapat penambahan glass fiber tipe E justru membuat kuat lentur semakin menurun, bersifat menjadi lebih kaku, dan pola keretakan failure yang terjadi tidak menujukkan perubahan yang signifikan dan keretakan yang terjadi pada balok bertulang HSC (GF1, GF2, dan GF3) lebih menonjol pada retak geser daripada retak lentur dan pada balok HSC tanpa tulangan (GF0) hanya menunjukkan retak lentur saja dengan sifat kegagalan yang getas. Dengan demikian, penambahan glass fiber tipe E memberikan penurunan terhadap sifat mekanis HSC dan membuat HSC menjadi lebih kaku. Hal ini disebabkan karena glass fiber tipe E tidak tahan terhadap lingkungan alkali yang terbentuk saat proses hidrasi semen sehingga glass fiber tipe E menjadi rusak dan menurunkan sifat mekanis beton HSC. / High-strength concrete (HSC) possesses excellent mechanical properties and durability, but cracking remains a major concern for engineers in its application. To address this issue, fine fibers can be evenly distributed in the concrete mixture to resist cracking and enhance its mechanical properties. One such fiber is glass fiber. The addition of glass fiber to HSC results in High Strength Glass Fiber Reinforced Concrete (HSGFRC). In this study, E-glass fiber was used as the fiber material to evaluate the mechanical properties and cracking behavior of the concrete. E-glass fiber was chosen due to its high mechanical performance and more affordable cost compared to other types of fiber. The addition of E-glass fiber was made at percentages of 0.6% (GF1), 0.9% (GF2), and 1.2% (GF3) by the weight of cementitious materials, as well as in a specimen without reinforcement (GF0), where the glass fiber was used as a substitute for reinforcement in HSC beams. The tests conducted in this study were compressive strength and flexural strength tests. The results showed that the compressive strength at 28 days in GF1 and GF2 did not increase significantly, while GF3 experienced a decrease in compressive strength. For flexural strength, all beams with added E-glass fiber showed decreased flexural capacity, became stiffer, and exhibited no significant change in failure crack patterns. Cracks in reinforced HSC beams (GF1, GF2, and GF3) were more dominated by shear cracks rather than flexural cracks, whereas the unreinforced HSC beam (GF0) showed only flexural cracks with brittle failure characteristics. Thus, the addition of E-glass fiber led to a decrease in the mechanical properties of HSC and made HSC stiffer. This is because type E glass fiber is not resistant to the alkaline environment formed during the cement hydration process and type E glass fiber becomes damaged and reduces the mechanical properties of HSC concrete.