Penelitian ini mengadopsi teori Hans Kohn yang membedakan antara nasionalisme sipil (nation-state) dan nasionalisme etnis (culture-state) untuk mengkaji persepsi siswa terhadap nasionalisme dalam konteks Satuan Pendidikan Kerjasama (SPK). Kekuatan globalisasi dan fenomena “dunia yang mengecil” telah melemahkan batas-batas teritorial yang kaku dan menantang pemahaman konvensional tentang identitas. Studi ini mencakup perspektif dari siswa Indonesia maupun non-Indonesia, serta menggunakan pendekatan campuran (mixed-method), dengan menggabungkan data survei kuantitatif dan wawasan kualitatif yang diperoleh melalui diskusi kelompok terfokus (FGD) dan wawancara mendalam. Temuan menunjukkan bahwa siswa Indonesia umumnya menunjukkan kecenderungan yang lebih kuat terhadap nasionalisme sipil, sedangkan siswa non-Indonesia cenderung lebih selaras dengan nasionalisme etnis. Temuan ini menunjukkan bahwa meskipun desain kurikulum memiliki peran penting, identitas nasional siswa juga dibentuk oleh faktor-faktor seperti bahasa, afiliasi budaya, dan latar belakang keluarga. / This study adopts Hans Kohn’s theory, which differentiates between civic nationalism (nation-state) and ethnic nationalism (culture-state), to examine the students perceptions of nationalism within the joint cooperation school (Satuan Pendidikan Kerjasama) context. The forces of globalization and the “shrinking world” phenomenon have weakened rigid territorial boundaries and challenged conventional understandings of identity. The study includes perspectives from both Indonesian and non-Indonesian students; employs a mixed- method approach, combining quantitative survey data with qualitative insights gathered through Focus Group Discussions (FGD) and in-depth interviews. The findings have indicated that the Indonesian students generally exhibit a stronger inclination toward civic nationalism, while the non-Indonesian students tend to align more closely with ethnic nationalism. These findings have suggested that, while curriculum design is important, the students’ national identity is also shaped by factors, such as languages, cultural affiliations, and family backgrounds.