Disadari atau tidak bahwa setiap orang memiliki kebutuhan untuk memperoleh penghargaan. Semakin tinggi status semakin tinggi pula gengsi atau prestisenya. Prestise dan status ini dimanifestasikan dalam banyak hal, misalnya pada upacara rambu solo’ yakni upacara yang diselenggarakan dengan meriah yang terlihat dari kemegahan acara dan jumlah hewan kurban yang dikurbankan. Kebutuhan akan penghargaan diri dan pengakuan prestise dari masyarakat lingkungan sekitar dapat menjadi salah satu pemicu. Motivasi pelaksanaan upacara rambu solo’ bagi masyarakat Toraja. Hasil penelitian ini diperoleh dengan melakukan teknik wawancara dan observasi partisipatif dengan informan sebagai bentuk pencarian data dan dokumentasi langsung di lapangan yang kemudian dianalisis oleh penulis. Analisi ini berfokus pada keluarga yang telah melaksanakan upacara rambu solo’ untuk melihat apa motivasi yang melatarbelakangi upacara ini dilaksanakan. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif untuk melihat situasi dramaturgi dalam memperoleh motivasi pelaksanaan upacara rambu solo’. Tujuan dari pendekatan ini untuk memperoleh pemahaman yang lebih dan dapat menggambarkan realitas yang lebih kompleks tentang motivasi pelaksanaan upacara rambu solo’ di Toraja. Kesimpulan dari penelitian ini motivasi upacara rambu solo’ di Toraja adalah memperoleh kebanggan dalam mempertahankan dan membentuk status mereka dalam masyarakat. Selain itu, motivasi lain yakni sebagai wujud cinta kasih dan balas budi kepada orang tua.