Chitin is a biodegradable polysaccharide naturally found in shrimp shells, which can be converted into glucosamine that has been used extensively for treating joint damages. N-acetylglucosamine is one form of glucosamine that is specifically produced by fermentation of chitin using chitinolytic microorganisms. A research on the production of N-acetylglucosamine using Providencia stuartii cells immobilized on polyurethane foam (PUF) by entrapment method has not been conducted. This research was conducted to determine the optimum PUF size, PUF : growth medium ratio (w/v), as well as the optimum fermentation cycle for the production of N-acetylglucosamine by the fermentation of shrimp shells powder obtained from Penaeus vannamei using PUF-immobilized P. stuartii cells. The PUF size of 2.0 x 2.0 x 2.0 cm and PUF : growth medium (w/v) ratio of 1:200 were determined as the optimum treatments that produced as much as 242422.22 ± 11383.87 ppm N-acetylglucosamine, and hence were utilized for the repeated fermentation cycles in the second stage research. Each fermentation cycle was conducted for 4 days at the temperature of 37°C and pH of 7 with periodic shaking. From a total of four fermentation cycles, the highest N-acetylglucosamine concentration of 228900.00 ± 11280.76 ppm was achieved on the first cycle. However, the production of N-acetylglucosamine throughout the last three fermentation cycles was stable. / Kitin adalah polisakarida yang dapat terurai secara alami, yang biasanya ditemukan secara alami pada kulit udang dan dapat diubah menjadi glukosamin, yang telah digunakan secara luas untuk mengobati kerusakan sendi. N-asetilglukosamin adalah salah satu bentuk glukosamin, yang secara khusus diproduksi melalui proses fermentasi kitin menggunakan mikroorganisme kitinolitik. Penelitian mengenai produksi N-asetilglukosamin menggunakan sel Providencia stuartii yang terimobilisasi pada polyurethane foam (PUF) belum pernah dilakukan. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan ukuran PUF, rasio (b/v) antara PUF dan media pertumbuhan, serta siklus fermentasi optimal untuk memproduksi N-asetilglukosamin melalui fermentasi tepung kulit udang dari Penaeus vannamei dengan sel bakteri Providencia stuartii yang terimobilisasi pada PUF. Ukuran PUF 2.0 x 2.0 x 2.0 cm serta rasio (b/v) 1:200 antara PUF dan media pertumbuhan ditentukan sebagai perlakuan optimal yang telah menghasilkan konsentrasi N-asetilglukosamin sebesar 242422,22 ± 11383,87 ppm, sehingga kombinasi antara kedua perlakuan ini diaplikasikan dalam pelaksanaan siklus fermentasi berulang pada penelitian tahap kedua. Setiap siklus fermentasi dilakukan selama 4 hari pada suhu 37°C dan pH 7. Dari empat siklus fermentasi, konsentrasi N-asetilglukosamin tertinggi sebesar 228900,00 ± 11280,76 ppm, dihasilkan pada siklus fermentasi pertama. Namun, produksi N-astilglukosamin stabil pada tiga siklus fermentasi terakhir.