Dalam rangka mencapai gelar sarjana, terdapat kesulitan tersendiri pada mahasiswa yang sedang mengerjakan skripsi. Kesulitan-kesulitan tersebut jika tidak ditangani dengan baik, dapat memicu tekanan dan menyebabkan stres. Oleh sebab itu, mahasiswa tingkat akhir membutuhkan kondisi untuk bangkit dengan cepat dari keterpurukan dan dapat beradaptasi kembali dengan cara yang lebih positif yang disebut dengan resiliensi. Salah satu kemampuan yang berkontribusi terhadap resiliensi adalah conscientiousness. Conscientiousness merupakan kemampuan individu untuk terorganisir serta tetap fokus dalam mencapai tujuannya. Individu yang menunjukan ciri conscientiousness cenderung memiliki efikasi diri yang kuat dan akan mengambil pendekatan pemecahan masalah yang aktif untuk menangani stres. Penelitian ini dilakukan terhadap mahasiswa tingkat akhir yang sedang mengerjakan skripsi yang berdomisili di Jabodetabek. Metode penelitian menggunakan kuantitatif dengan desain penelitian non-eksperimental, teknik pengumpulan data melalui kuesioner. Sampel penelitian sebanyak 60 responden, metode pengambilan sampel menggunakan purposive sampling. Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat pengaruh negatif antara conscientiousness dan resiliensi pada mahasiswa tingkat akhir yang sedang mengerjakan skripsi. Semakin tinggi conscientiousness mahasiswa tingkat akhir maka akan semakin rendah resiliensinya. Hal ini disebabkan ketika mahasiswa tingkat akhir terlalu fokus pada rencana-rencana yang telah dibuat kemudian ada hal yang terjadi di luar perencanaan mereka, maka akan sulit bagi mereka untuk mengalami bouncing back.