Kinerja serta keberhasilan perusahaan bukan hanya dilihat dari segi finansial, namun bagaimana perusahaan bisa bertahan dan mengelola sumber daya secara berkelanjutan. Maka dari itu dibutuhkan kesadaran perusahaan akan pentingnya penyusunan laporan keberlanjutan sebagai landasan penilaian kinerja perusahaan dalam hal non-finansial. Pedoman pembuatan laporan keberlanjutan disusun oleh Global Reporting Initiative yang baru saja merevisi pedoman terdahulu. Perubahan pedoman ini baru dilaksanakan kurang lebih dua tahun terakhir, sehingga dibutuhkan penelitian lebih lanjut mengenai dampaknya terhadap kualitas laporan keberlanjutan. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara analisa dokumen yang bersangkutan, yaitu laporan keberlanjutan perusahaan. Laporan dianalisa berdasarkan indikator yang telah ditentukan sebelumnya, dan kemudian digolongkan dalam bentuk interval sehingga dapat diberikan peringkat berdasarkan penilaian yang disusun oleh NCSR dalam penilaian ASRR. Dapat ditarik kesimpulan dari hasil penelitian bahwa terdapat 107 perubahan dalam pengungkapan yang kemudian setelah kami golongkan ke dalam 11 sektor, perubahan pedoman paling dirasakan dampaknya oleh sektor perusahaan financial service. Kemudian hasil perhitungan juga menunjukkan adanya perubahan kualitas laporan keberlanjutan dari perubahan pedoman GRI-G4 menjadi GRI-Standards. Perubahan tersebut menyebabkan kenaikan peringkat kualitas laporan dari “Kurang” menjadi “Cukup”. Hal ini menunjukan bahwa perubahan pedoman laporan keberlanjutan dari GRI-G4 menjadi GRI-Standards memberikan dampak positif terhadap kualitas dari laporan keberlanjutan. Perubahan kualitas merupakan hal yang bersifat progresif, sehingga diyakini bahwa hasil yang diperoleh dapat meningkat jika penelitian dilakukan ulang dalam beberapa tahun kedepan.