Pasangan pernikahan beda agama di Indonesia kian meningkat namun fenomena ini masih dianggap tabu oleh banyak kalangan. Pasangan pernikahan beda agama mengalami konflik yang pasangan pernikahan sama agama tidak alami yakni memiliki keinginan untuk melakukan kegiatan agama bersama-sama, kurangnya penolakan dari kerabat, serta masalah dalam pengasuhan anak seperti hak dalam memilih agama. Penelitian ini bertujuan untuk melihat perbedaan kualitas pernikahan pada istri dalam pernikahan sama agama dan beda agama. Penelitian ini menggunakan alat ukur The Perceived Relationship Quality Component (PRQC) dengan jumlah responden penelitian terdiri dari 53 istri dari pernikahan sama agama dan 53 istri dari pernikahan beda agama yang berdomisili di DKI Jakarta. Hasil penelitian ini menemukan ada perbedaan signifikan (P= .00, U=797.55, N=106) kualitas pernikahan pada istri dalam pernikahan sama agama (M=91.72) dan beda agama (M=69.96). Berdasarkan hasil, istri dalam pernikahan sama agama lebih mengalami kualitas pernikahan yang positif dibandingkan istri dalam pernikahan beda agama. Hal ini terjadi dikarenakan pasangan pernikahan beda agama mengalami konflik yang semakin diperkuat oleh tidak adanya dukungan dari lingkungan. Pasangan pernikahan sama agama memiliki kualitas pernikahan yang lebih positif dikarenakan persaman yang dimiliki mempererat hubungan pernikahan mereka. Penemuan lain mengenai kualitas pernikahan juga turut dibahas dalam penelitian ini.