Faktor interior maupun arsitektural memberi kontribusi dalam peningkatan apresiasi dalam sebuah museum. Museum serangga di Indonesia cenderung konvensional, karena telah melewati kurun waktu 20 tahun tanpa renovasi. Semenjak tahun 1980-an orientasi museum berada dalam masa transisi, tidak hanya berfungsi sebagai tempat penyimpanan artefak, namun telah menyatu dengan dunia publik, bersaing dengan industri hiburan. Maka disamping perannya untuk merencanakan besaran ruang yang tepat, desainer interior juga berkewajiban untuk menciptakan pengalaman baru, melibatkan fungsi entertainment, serta mewujudkan perencanaan ruang yang dapat menghadirkan fungsi konservasi. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik kepustakaan dan metoda kualitatif wawancara tak terstruktur, yang bertujuan untuk memberi kesempatan kepada peneliti membuka dimensi permasalahan lebih luas dan memperoleh informasi yang akuratdariinforman. Dalam menjalankan metoda ini peneliti melakukan wawancara terhadap staf penanggungjawab koleksi Museum Serangga dan Taman Kupu-Kupu di Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta. Dari hasil analisis terhadap data melalui studi banding dan kepustakaan, setidaknya terdapat tiga permasalahan inti dalam perancangan interior, yaitu permasalahan terkait dengan manusia (pengunjung dan pengelola), koleksi serangga, dan kondisi existing bangunan. Untuk menjawab permasalahan tersebut serta memenuhi fungsi entertainment dan konservasi, penulis melakukan pendekatan metaforis melalui konsep mimesis. Perancangan interior museum serangga ini juga difokuskan pada penanaman kesadaran pada pengunjung untuk memberi apresiasi dan berperan dalam upaya konservasi serangga. Untuk menyentuh emosi pengunjung, diperlukan informasi yang lebih dari sekedar penjelasan tertulis, namun menghadirkan nilai pengalaman, baik pengalaman visual maupun eksperimental. Dengan diterimanya ‘injeksi’ pengetahuan serta nilai-nilai pengalaman secara optimal maka apresiasi pengunjung terhadap serangga akan meningkat dan secara tidak langsung pengunjung telah berpartisipasi dalam kegiatan konservasi serangga.