Penyakit Ginjal Kronis (PGK) merupakan salah satu penyakit kronis dengan prevalensi 11-13% populasi dunia, dengan pilihan terapi paling populer yaitu hemodialisis. Penelitian-penelitian sebelumnya mengungkapkan bahwa sif dialisis memengaruhi kualitas tidur pada pasien dengan penyakit ginjal kronis (PGK). Namun, beberapa penelitian masih menentang hubungan antara kedua faktor ini. Selain itu, penelitian lain menyatakan bahwa kualitas tidur pasien membaik sesaat setelah dilaksanakannya dialisis. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai hubungan interval waktu akhir sif hemodialisis dan awal tidur dengan kualitas tidur pada pasien hemodialisis rutin. Penelitian ini menggunakan metode potong lintang dengan pengambilan data primer dengan metode wawancara. Sampel penelitian berjumlah 46 orang pasien hemodialisis di ruang hemodialisis Rumah Sakit Umum Siloam. Pengambilan data berlangsung dari Maret 2018 hingga Mei 2018. Etika persetujuan penelitian telah disetujui oleh Mochtar Riady Institute of Nanotechnology dan pihak terkait di rumah sakit tertuju. Pengolahan data penelitian diolah menggunakan software SPSS 22 dan uji statistik menggunakan metode Chi Square. Hasil uji statistik ditemukan tidak adanya hubungan antara waktu interval akhir sif dialisis dan awal tidur terhadap kualitas tidur pada pasien hemodialisis rutin (p = 0.089). Hal ini dipengaruhi oleh distribusi usia responden yang tidak rata, pola perilaku pasien dan kebiasaan tidur selama prosedur hemodialisis. Tidak ada hubungan antara waktu interval akhir sif dialisis dan awal tidur terhadap kualitas tidur pada pasien hemodialisis rutin.