Skripsi ini mengkaji tentang penyelesaian perjanjian hutang piutang yang bermasalah. Kontrak adalah sumber dari perjanjian, perjanjian yang menyatakan bahwa kedua belah pihak telah sepakat untuk melakukan sesuatu. Banyak salah paham yang bisa terjadi saat seseorang tidak mengetahui cara membuat perjanjian dengan benar. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mempelajari dan memahami apa yang menjadi pertimbangan hakim dalam mengadili sengketa perjanjian hutang piutang. Terdapat kasus perjanjian hutang piutang yang timbul permasalahan karena penggunaan perjanjian lisan dan tidak adanya perjanjian tertulis. (Keputusan Pengadilan no.3112 K / Pdt / 2010). Tujuan lain dari penelitian ini untuk mengetahui lebih dalam tanggung jawab hukum kreditor dan debitur dalam sengketa perjanjian hutang piutang. Teknik penelitian yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode penelitian normatif yang mencari kebenaran melalui formulasi hukum yang terdiri dari pendapat ahli, teori dan persyaratan hukum. Setelah diteliti, Pelanggaran perjanjian hutang adalah sumber utama dari perselisihan antara kreditor dan debitor. Berdasarkan penelitian ini, Karena perjanjian adalah sumber terpenting dalam menciptakan perikatan, disarankan agar setiap perjanjian dibuat dalam bentuk tertulis. Dengan membuat perjanjian tertulis, bisa ditetetapkannya objek perjanjian, prosedur untuk objek perjanjian sampai prosedur untuk mengakhiri perjanjian yang akan menghindari atau mencegah ketidakjujuran. Dalam segi pembuktiannya, perjanjian tertulis dapat langsung digunakan sebagai alat bukti, sedangkan perjanjian lisan membutuhkan setidaknya 2 (dua) saksi sebagai alat bukti yang cukup.