Hak cipta sudah lama dikenal masyarakat Indonesia bahkan sejak zaman kolonialisme Belanda. Kendati demikian, hukum hak cipta di Indonesia mengalami pasang surut hingga hari ini, terutama dalam aspek penegakannya. Secara normatif, hak cipta berfungsi sebagai stimulan yang mendorong para pencipta untuk berkreasi dan menghasilkan karya-karya yang bernilai kreatif yang berguna bagi masyarakat. Stimulasi itu diwujudkan dalam bentuk undang-undang ,sebagai tudung pelindung bagi para pencipta atas ciptaan mereka. Di samping itu, hak cipta juga memiliki fungsi edukatif yakni meningkatkan sikap apresiatif masyarakat terhadap ciptaan dan penciptanya. Dengan meratifikasi Berne Convention dan melakukan beberapa kali amandemen terhadap undang-undang Hak Cipta hingga UU 28 Tahun 2014, pemerintah Indonesia telah melakukan upaya yang serius dalam menegakkan nilai- nilai hak cipta. Namun implementasi merupakan sebuah isu tersendiri yang selanjutnya harus ditangani. Penelitian hukum pada skripsi ini menganalisa tentang implementasi UU Hak Cipta terhadap perlindungan karya fotografi. Hak moral yang secara alami melekat pada pencipta ternyata masih diabaikan oleh masyarakat, bahkan di kalangan profesi jurnalistik. Pengesahan UU Hak Cipta yang komprehensif juga harus dilanjutkan dengan sosialisasi yang berkesinambungan guna meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya perlindungan hak cipta terutama hak moral bagi para pencipta. Atas dasar pemahaman seperti itu, maka penelitian ini menjadi penting dan bermanfaat terutama untuk memberikan perspektif praktis bagi masyarakat akan esensi nilai-nilai hak moral pada hak cipta yang melekat pada karya fotografi. Selain itu, penting bagi pemerintah untuk mengatur dan mengawasi pelaksanaan penegakan hukum hak cipta yang efektif dan memadai ditengah-tengah masyarakat.