Perkembangan teknologi touchscreen yang terus meningkat terutama di kalangan anak usia satu hingga tiga tahun, dikenal dengan istilah toddler, menimbulkan menurunnya frekuensi bermain aktif. Kegiatan bermain merupakan suatu hal yang penting bagi anak-anak. Salah satu kegiatan bermain adalah bermain simbolik yang membantu mengembangkan kemampuan anak-anak dalam hal bersosialisasi, memproduksi bahasa dan mengenal obyek di sekitarnya. Bermain simbolik pada anak tidak dapat maksimal dikarenakan penggunaan teknologi touchscreen lebih dari screen time yaitu satu jam per hari. Hal ini disebabkan penggunaan teknologi touchscreen hanya membantu anak belajar secara dua dimensi, di mana pada usia tersebut mereka seharusnya belajar dengan mengeksplorasi dunia sekitarnya dengan bantuk tiga dimensi atau bentuk aslinya. Selain itu, penggunaan teknologi touchscreen pada toddler memberikan beberapa dampak yaitu menurunkan atensi, mengurangi kemampuan verbal dan mengurangi interaksi. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan mengetahui bagaimana gambaran bermain simbolik pada toddler yang menggunakan teknologi touchscreen lebih dari satu jam per hari di Jakarta. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan studi kasus terhadap empat toddler yang menggunakan teknologi touchscreen lebih dari satu jam per harinya. Peneliti menggunakan teknik wawancara terhadap orang tua setiap partisipan dan observasi terhadap setiap partisipan dengan menggunakan checklist dari Westby Developmental Playscale. Hasil analisa dan diskusi dari penelitian ini menunjukkan bahwa dimensi decontextualization, thematic content dan organization dalam bermain simbolik berhasil dilewati oleh keempat partisipan namun ditemukan bahwa salah satu dimensi yaitu self-other relations menunjukkan ketidaksesuaian dengan usia dari setiap partisipan. Hal ini disebabkan setiap partisipan belum mampu bertukar peran dan mengalami keterlambatan pada bahasa atau komunikasinya.