Belakangan ini, beberapa survey menunjukkan banyaknya remaja yang terlibat dalam seks pra-nikah sebagai salah satu perilaku beresiko yang menyebabkan banyak sekali dampak negatif bagi mereka yang melakukannya. Berdasarkan prinsip konsistensi, sebuah perilaku dapat muncul karena sikap yang dimiliki oleh seseorang. Peneliti memperkirakan bahwa perilaku seks pra-nikah yang saat ini marak dilakukan oleh remaja adalah akibat dari sikap mereka terhadap seks pra-nikah itu sendiri. Penelitian-penelitian terdahulu mengungkapkan adanya hubungan antara sikap terhadap perilaku seks pra-nikah dengan religiusitas. Penelitian ini bertujuan untuk melihat apakah ada hubungan yang signifikan antara religiusitas dengan sikap terhadap perilaku seks pra-nikah pada remaja akhir yang menjadi partisipan, yaitu 150 remaja akhir berusia 18-21 tahun di daerah Tangerang. Metode yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif, dilakukan secara cross sectional. Hasil dari penelitian ini adalah ada korelasi negatif signifikan antara religiusitas dengan sikap terhadap perilaku seks pra-nikah (r = -.511 ; p = .000), dengan dimensi behaving dari religiusitas yang menunjukkan korelasi terkuat dengan sikap terhadap perilaku seks pra-nikah (r = -.544 ; p = .000). Penelitian ini berhasil mengungkap bahwa penentu utama seseorang memiliki sikap yang konservatif terhadap seks pra-nikah adalah adanya aturan, norma, atau ajaran dalam sebuah agama yang akhirnya mengatur kehidupannya, yaitu aspek yang terangkum dalam dimensi behaving.