Perancangan sebuah tempat pemakaman sebagai ruang publik dengan dimensi memori = Redesigning a cemetery as a public space with a memorial dimension

Jeshanah, Ephraim (2020) Perancangan sebuah tempat pemakaman sebagai ruang publik dengan dimensi memori = Redesigning a cemetery as a public space with a memorial dimension. Bachelor thesis, Universitas Pelita Harapan.

	Text (Title) Title_1.pdf Restricted to Registered users only Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial Share Alike. Download (2MB)
Preview	Text (Abstract) Abstract.pdf Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial Share Alike. Download (47kB) | Preview
Preview	Text (ToC) ToC.pdf Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial Share Alike. Download (227kB) | Preview
Preview	Text (Chapter1) Chapter1.pdf Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial Share Alike. Download (115kB) | Preview
	Text (Chapter2) Chapter2.pdf Restricted to Registered users only Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial Share Alike. Download (2MB)
	Text (Chapter3) Chapter3.pdf Restricted to Registered users only Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial Share Alike. Download (3MB)
	Text (Chapter4) Chapter4.pdf Restricted to Registered users only Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial Share Alike. Download (3MB)
	Text (Chapter5) Chapter5.pdf Restricted to Registered users only Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial Share Alike. Download (44kB)
Preview	Text (Bibliography) Bibliography.pdf Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial Share Alike. Download (175kB) | Preview
	Text (Appendices) Appendices.pdf Restricted to Repository staff only Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial Share Alike. Download (5MB)

Abstract

Pemakaman merupakan sebuah tempat di mana jenazah diistirahatkan, tempat di mana memori seseorang dikenang, tempat bersejarah. Pemakaman merupakan sebuah ruang publik, dengan suasananya yang sepi dan tenang, pemakaman menjadi pelarian untuk orang-orang yang sedang ingin bersendiri. Namun, pemakaman di Indonesia tidak berfungsi demikian. Hilangnya dimensi memori dalam perancangan sebuah tempat pemakaman membuat tempat tersebut terlihat biasa saja. Juga dikarenakan oleh kurangnya lahan penguburan di Indonesia, penataan dari sebuah pemakaman semakin berantakan. Muncullah persepsi negatif terhadap sebuah pemakaman, dipengaruhi oleh memori kolektif akan suasana pada sebuah pemakaman yang gelap dan berantakan, orang tidak lagi ingin mengunjungi tempat pemakaman. Dengan demikian hilanglah esensi dari pemakaman sebagai sebuah ruang publik. Dalam bidang arsitektur, memori dapat mempengaruhi desain kita. Dengan membangun ulang pengalaman kita, perancangan kita dapat menjadi unik. Kita dapat berbagi pengalaman kita melalui memori kolektif, dan dengan hal tersebut kita dapat membangun kembali sebuah pengalaman ruang. Dengan membangun suasana, kita dapat membangun interaksi antara pengguna dan bangunan sehingga pengguna dapat lebih nyaman ketika berada dalam ruang tersebut. Dapat dilihat dalam perancangan TPU Menteng Pulo, di mana program-program dari pemakaman belum tersusun dengan rapi. Bagaimana program tersebut masih tergabung dengan program-program lainnya. Kurangnya perancangan pada setiap ruang membuat hilangnya interaksi antara manusia dengan ruang sehingga pengguna ruang tidak merasa nyaman ketika berada dalam ruang tersebut. Untuk memperbaiki hal tersebut, dilakukan perancangan kembali TPU Menteng Pulo, dengan dimensi memori. Memenuhi standar dari perancangan sebuah tempat pemakaman, dan juga menambahkan elemen-elemen yang mendefinisikan sebuah tempat pemakaman. Membangun atmosfer pada setiap ruang dalam tempat pemakaman sehingga akan terbentuk suatu interaksi antara pengguna dan ruang. Mengubah tipologi dari tempat pemakaman menjadi taman pemakaman dan menghidupkan kembali tempat pemakaman Menteng Pulo sebagai sebuah ruang publik. / A cemetery is a place where dead bodies came to rest, it is a place where memory is remembered, and a place of history. For the living, it is a place for people who seeks serenity and peace. However, cemeteries in Indonesia does not function this way. The loss of the memorial dimension in the design of the cemeteries in Indonesia made it look ordinary. Moreover, cemeteries in Indonesia are known to be messy due to the lack of standards, infrastructure, and plots of land. This gives the people of Indonesia a negative perception on cemeteries in Indonesia, which leads to less and less people coming to the cemeteries. Hence, cemeteries in Indonesia has lost its function as a public space. In architecture, memory plays a part in our design. In rebuilding our experience in a design, it makes our design unique. We can share our experiences through collective memory and with that we can build a spatial experience. When building an atmosphere, we are also building the connection between the users and the building, making them feel more comfortable being in that space. As we can see in the design of TPU Menteng Pulo, the programs are not arranged neatly, the boundaries of each programs are still intersecting with other programs with no clear boundaries. The lack of design in every space in the cemetery results in the loss of interaction between the user and the space itself, making them uncomfortable by being in that space. To fix that, TPU Menteng Pulo needs to be redesigned with a memorial dimension. By fulfilling the design standards as well as the addition of elements which would help in defining a cemetery. Designing an atmosphere in every space in the cemetery to build an interaction between the user and the spaces itself. Changing the typology of a cemetery into a garden and rejuvenating the function of a cemetery back as a public space.

Actions (login required)

View Item