Hubungan dengan saudara kandung memiliki peranan penting dalam perkembangan individu terutama dalam membentuk kemampuan bersosialisasi di masa depan. Emerging adulthood merupakan tahapan dimana individu membutuhkan kemampuan bersosialisasi yang baik, salah satunya ialah selfdisclosure, sebagai sarana untuk menunjang tugas perkembangan yang dimilikinya saat itu. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk melihat apakah terdapat pengaruh warmth/closeness dan conflict dalam persepsi hubungan dengan saudara kandung terhadap keterbukaan diri (self-disclosure) pada emerging adult perempuan di Jakarta. Penelitian ini melibatkan 90 partisipan berusia 18-25 tahun yang dipilih dengan menggunakan teknik purposive sampling. Adapun metode penelitian ini adalah metode kuantitatif dengan menggunakan dua kuesioner, yaitu Sibling Relationship Questionnaire (SRQ) untuk mengukur warmth/closeness dan conflict serta Revised Self-Disclosure Scale (RSDS) untuk mengukur self-disclosure. Selanjutnya, pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan analisis regresi linear. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hanya dimensi warmth/closeness yang memiliki pengaruh signifikan terhadap self-disclosure pada emerging adult perempuan di Jakarta, yaitu sebesar 8,6% (r2=.086, p=.005). Semakin seseorang mempersepsikan bahwa dalam hubungan dengan saudara kandungnya ia memiliki warmth/closeness yang tinggi, semakin tinggi pula kecenderungannya untuk melakukan self-disclosure kepada lingkungan sosial. Sedangkan, sebanyak 91.4% lainnya dipengaruhi oleh faktor-faktor lain diluar warmth/closeness, seperti self-esteem, efek diadik, ukuran khalayak, topik, valensi, jenis kelamin, kepribadian, ras, nasionalitas, usia, serta mitra dalam hubungan.