Di Indonesia, pemahaman mengenai isu kesehatan mental kian meningkat. Munculnya komunitas dan kampanye terkait, dinilai sebagai salah satu faktor berkembangnya isu kesehatan mental. Namun, adanya tantangan mengenai stigma sosial dinilai menghambat perkembangan isu kesehatan mental. Ekspresi adalah salah satu interaksi aktualisasi diri yang dapat menimbulkan respon dan stigma sosial bagi komunikator yang berekspresi. Untuk menyebarluaskan isu kesehatan mental dan pentingnya berekspresi, maka dibutuhkan sebuah perancangan instalasi di ruang publik sehingga dapat digunakan oleh banyak orang. Perancangan ini memerlukan penelitian mengenai perancangan instalasi ekspresi di Taman Suropati berdasarkan analisis aktivitas pengguna. Pengumpulan data dilakukan dengan metode kualitatif dengan pendekatan human centered design, yaitu dengan merancang instalasi dengan fokus pada manusia atau pengguna, yang dapat sesuai dengan kebiasaan dan kebutuhan di Taman Suropati, yang kemudian dianalisis dengan teori interaksi sosial dari Karl & Yoels dan denah demografi. Dari hasil analisis dan penelitian, dapat membantu menentukan lokasi penempatan instalasi ekspresi di Taman Suropati dan menentukan jarak interaksi didalam instalasi ekspresi. Sehingga diharapkan dapat memfasilitasi area ekspresi diri yang sesuai dengan kebutuhan dan kebiasaan pengguna, guna memperluas isu kesehatan mental di Indonesia.