Sebagai peristiwa natural yang pernah dialami oleh setiap manusia, mimpi merupakan suatu tema yang begitu dekat dengan peradaban manusia, sama seperti seni film. Mimpi merupakan dimensi yang eksploratif karena memiliki pendekatan visual yang realistis, artinya, secara visual mampu diterima oleh nalar manusia walaupun terkadang konteksnya sulit dimengerti. Berdasarkan ide awal ini, penulis mulai merancang film fiksi pendek “Kala Wengi” yang terinspirasi dari mimpi pribadi tentang seorang penari Jawa dan anaknya. Ide ini dikembangkan berdasarkan apresiasi penulis terhadap kebudayaan Jawa Tengah, khususnya dalam bagian seni tari dan macapat, sebagai kebudayaan tertua di Indonesia. Berdasarkan ide dan referensi visual maupun cerita yang telah disusun sebelumnya, penulis mulai mempersiapkan naskah, mencari lokasi serta pemeran yang sesuai. Pada tanggal 15-17 Febuari 2020, penulis melaksanakan proses produksi yang bertempat di Yogyakarta. Proses ini kemudian diikuti oleh proses pra-produksi yang berlangsung selama dua bulan dengan berbagai penyesuaian suntingan film agar mampu dimengerti oleh audiens. Film fiksi pendek “Kala Wengi” pun dirampungkan dengan harapan memberikan inspirasi untuk lebih mengapresiasi kebudayaan lokal yang begitu kaya dan indah.