Skripsi ini mengkaji tentang perlindungan hukum untuk ahli waris dari kecelakaan angkutan udara yang diminta menandatangani Release and Discharge Agreement untuk pencairan kompensasi. Berkaca pada kasus yang terjadi pada kecelakaan pesawat JT 610 yang ditemukan bahwa maskapai Lion Air lalai dalam tanggung jawab nya dengan mengeluarkan R&D Agreement sebagai persyaratan pencairan kompensasi. Untuk dilaksanakannya kompensasi bagi ahli waris korban mengacu pada UU No. 1 Tahun 2009 Penerbangan berikut dengan Peraturan Menteri yang dikeluarkan oleh Menteri Perhubungan No. 77 Tahun 2011. Berdasarkan penelitian terhadap kasus JT 610 tersebut yang ditinjau dari UU Penerbangan dan PM No. 77 Tahun 2011, tanggung jawab maskapai adalah mutlak dan tidak ada ketentuan UU yang dapat menghilangkan hak gugat masyarakat. Maka R&D Agreement tersebut akan ditinjau keabsahannya berdasarkan syarat-syarat sahnya perjanjian menurut 1320 KUHPerdata dan dengan acuan dari sistem Common Law bila persyaratan tersebut mengandung unsur yang bertentangan dan dapat di batalkan. Dengan demikian berdasarkan peneltian terhadap kasus konkrit tersebut maka ditemukan bahwa R&D Agreement yang dibuat oleh pihak Lion Air dapat dibatalkan karena mengandung elemen yang bertentangan dengan syarat-syarat sahnya sebuah perjanjian yang pada akhirnya menahan process pencairan kompensasi para ahli waris dan menghasilkan juga tidak terpenuhinya kewajiban Lion Air untuk mengkompensasi sebagai sebuah maksapai.