Tanggung jawab pabrik rumahan pengelola otak-otak di Sukabumi terkait dengan penggunaan bahan beracun dalam produk pangan

Tewa, Masyitha Shalatine (2014) Tanggung jawab pabrik rumahan pengelola otak-otak di Sukabumi terkait dengan penggunaan bahan beracun dalam produk pangan. Bachelor thesis, Universitas Pelita Harapan.

	Text (Title.pdf) Sampul.pdf Restricted to Repository staff only Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial Share Alike. Download (14MB)
Preview	Text (Abstract.pdf) ABSTRAK.pdf Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial Share Alike. Download (65kB) | Preview
Preview	Text (Chapter1.pdf) BAB I.pdf Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial Share Alike. Download (142kB) | Preview
	Text (Chapter2.pdf) BAB II.pdf Restricted to Registered users only Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial Share Alike. Download (239kB)
	Text (Chapter3.pdf) BAB III.pdf Restricted to Registered users only Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial Share Alike. Download (114kB)
	Text (Chapter4.pdf) BAB IV.pdf Restricted to Registered users only Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial Share Alike. Download (65kB)
Preview	Text (Bibliography.pdf) DAFTAR PUSTAKA.pdf Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial Share Alike. Download (95kB) | Preview

Abstract

Ukuran kesejahteraan masyarakat Indonesia salah satunya bergantung pada kualitas makanan dan pasokan makanan bagi masyarakat. Hal ini secara tidak langsung terkati dengan hak-hak yang konsumen miliki. Hak-hak konsumen yang diakui oleh produsen akan membuat produsen untuk lebih hati-hati memproduksi barang dan atau jasa mereka. Akan tetapi faktanya tidak semua konsumen memahami hak-hak mereka. Oleh karena itu produsen cenderung memanfaatkan situasi ini sebagai lahan untuk mendapatkan keuntungan lebih. Ketika konsumen mendapat kerugian atas barang dan atau jasa yang diproduksi oleh produsen, konsumen secara tidak langsung dipaksa untuk menerima kerugian yang dibuat oleh produsen. Atas dasar tersebut maka penelitian ini menjabarkan pertanggungjawaban produsen terhadap konsumen yang dirugikan. Penelitian ini memfokuskan pada tanggung jawab produsen makanan terhadap bahan makanan hasil produksinya, apabila barang dan atau jasa yang diproduksi merugikan konsumen. Oleh karena itu, tidak lepas kaitannya mengenai produk pangan terhadap standar mutu dan kualitas pangan. Penelitian ini menggunakan tipe yuridis normatif, dimana pengolahan bahan hukum dilakukan secara studi pustaka. Hasil yang didapat dari penelitian ini adalah bahwa produsen otak-otak di sukabumi yaitu Rika, terbukti memproduksi otak-otaknya dengan bahan berbahaya, setelah polisi menemukan bahan dasar ikan busuk, tambahan pangan berbahaya yaitu boraks, serta adonan jadi yang siap dipasarkan ke pasar sekitar. Penggunaan bahan ini adalah tidak sesuai dengan ketentuan perundang-undangan. / One of the welfare measurements In Indonesia relies on fulfillment of food supply to citizen and food quality standard. This is indirectly related to the rights of consumer. Consumer rights that acclaimed by producer will make producer more careful to the goods or services they are going to make. However, not all consumers know about his or her rights. Therefore, producers tend to use this situation as a land to get more benefits. When consumer got loss at the goods and services producer made, consumer indirectly forced to accept the loss. Because of this issue, this research defines producer liabilities to consumer who had loss after using producer’s product. This research focused on food producer liabilities to the harmed ingredients in food. The Ingredients itself, were connected on the food product against quality standards and food quality. This research used a normative type, where the legal materials processing performed by literature. The result that has successfully collected through this research is producer of otak-otak in Sukabumi, named Rika, proved to produce otak-otak with harmed ingredients. After police found basic ingredients, which are rotten fishes, dangerous ingredients adding, like borax and formalin. Also otak-otak that were ready to sell in markets around Sukabumi. The uses of this dangerous ingredients, was conclude as an action, which disobey the rules.

Actions (login required)

View Item