Latar Belakang: Penyakit paru obstruktif kronik (PPOK) merupakan penyakit yang dikarenakan hambatan yang bersifat progresif serta berhubungan dengan respon inflamasi paru terhadap partikel atau gas beracun dan berbahaya. Indonesia memiliki angka tertinggi penyakit paru obstruktif kronik di dunia yang mayoritasnya adalah laki-laki. Tujuan: Mengetahui hubungan kebiasaan merokok terhadap derajat PPOK di RSU Siloam Lippo Karawaci, Tangerang, Banten. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian retrospektif cross-sectional. Data dianalisis dengan uji Chi Square serta analisis regresi logistic biner. Hasil : Diperoleh demografi pasien penyakit paru obstuktif kronik adalah laki-laki sebanyak 42 orang (80,8%) dan perempuan 10 orang (19,2%), dengan usia pasien di atas 61 tahun sebanyak 27 orang (51,9%) dan usia kurang dari 60 tahun sebanyak 25 orang (48,1%). Derajat ringan dan berat sebanyak 31 pasien (59,6%) dan 21 pasien(40,4%). Adanya hubungan yang signifikan antara derajat penyakit paru obstuktif kronik dengan jenis kelamin dengan nilai OR 8,923, kebiasaan merokok deengan nilai OR4,667, jumlah batang rokok yang dihisap dengan nilai OR 3,9, lama merokok OR 15,00 dan jenis rokok dengan niali OR 5,8. Tidak adanya hubungan yang signifikan antara derajat penyakit paru obstuktif kronik dengan usia mulai merokok dengan nilai OR 0,727, tipe perokok dengan nilai OR 1,625 Kesimpulan : Adanya hubungan yang signifikan antara derajat PPOK dengan jenis kelamin, kebiasaan merokok, jumlah batang rokok yang dikonsumsi per hari, lama merokok,dan jenis rokok. Sedangkan yang tidak adanya hubungan signifikan antara derajat PPOK dengan Usia saat ini, Usia mulai merokok dan kategori perokok. / Background: Chronic obstructive pulmonary disease (COPD) is a disease that is caused by a progressive obstruction and is related to the inflammatory response of the lung to toxic and dangerous gas or particles. Indonesia has the highest number of chronic obstructive pulmonary disease in the world, the majority of which are men. Aim: To find out the relationship between smoking habits towards CPOD in Siloam Lippo Karawaci, Tangerang, Banten. Method: This research is a cross-sectional retrospective study. Data were analyzed with Chi Square test and binary logistic regression analysis. Results: Obtained demographics of chronic obstructive pulmonary disease patients were 42 men (80.8%) and 10 women (19.2%), with the highest patient age high to 61 years old of 27 people (51,9%) and the lowest age 60 years old of 25 people (48.1%). With mild and severe degrees respectively 31 patients (59.6%) and 21 patients (40.4%). The relationship between the degree of chronic obstructive pulmonary disease with sex with OR 8,923, smoking habits with OR 4,667 , number of cigarettes smoked with OR 3,900, duration of smoking with OR 15,00 and types of cigarettes respectively with OR 5.8. There is no significant relationship between the degree of chronic obstructive pulmonary disease with age when smoking starts with OR 0.727, category of smoker respectively with OR 1.625. Conclusion: There is a significant relationship between the degree of COPD with sex, smoking habits, number of cigarettes consumed per day, duration of smoking, and types of cigarettes. Whereas there is no significant relationship between the degree of COPD and current age, age when smoking starts and the category of smokers.