The principle of good faith is the expression of the parties to enter into an agreement shall be in good faith. It is difficult to determine whether the parties are doing in good faith. The criteria of good faith is different case by case individually. Not surprisingly in practice, many judges decisions emphasize that good faith differs. One part of the concept of good faith is a good-faith buyer. A good-faith buyer is a concept, in a good-faith buyer must therefore be able to provide legal protection. The land sale and purchase agreement in Indonesia is one of the legal act of transferring land rights from the old owner to the new owner. The concept of buying and selling land in Indonesia is different from the other sale and purchase agreement in general. The particularly since the object are nonmoved and unregistered objects. Build the terms and materials to be able to carry out the sale and purchase of land in Indonesia. On the judge decision is number: 534 PK / PDT / 2017, PT. X is company wants to buy some plots of land, but at the time to transfer to name PT. X was not possible because the land is blocked. At the District Court level and High Court, PT. X is qualified as a buyer of good faith and given legal protection, but at the level of , PT. X is not possible, at the level of Review, PT. X has a criterion from a buyer of good faith, and provides legal protection. Therefore it needs to be researched and reviewed back to the price of buyers with good intentions in buying and selling land in Indonesia. / Asas itikad baik menyatakan para pihak untuk melaksanakan perjanjian harus berdasarkan itikad baik. Asas ini bersifat abstrak karena sulit untuk ditentukan apakah para pihak melaksanakan dengan itikad baik. Untuk menentukan suatu kriteria itikad baik, banyak dilihat dari kasus per kasus secara individu. Tidak heran dalam praktinya, banyak putusan hakim yang menentukan suatu kriteria itikad baik berbeda-beda. Salah satu bagian dari konsep itikad baik adalah pembeli beritikad baik. Pembeli beritikad baik adalah konsep, bahwa seorang pembeli yang beritikad baik oleh sebab itu harus dapat diberikan suatu perlindungan hukum. Perjanjian jual beli tanah di Indonesia merupakan salah satu bentuk perbuatan hukum pemindahan hak atas tanah dari pemilik lama ke pemilik baru. Konsep dari jual beli tanah di Indonesia memiliki karakteristik yang berbeda dengan jual beli pada umumnya. Salah satunya adalah benda yang menjadi objek jual beli adalah tanah yang merupakan benda tidak bergedak dan terdaftar. Terdapat syarat formil dan materiil untuk dapat melaksanakan jual beli tanah di Indonesia. Pada putusan nomor: 534 PK/PDT/2017, PT. X seorang pembeli hendak membeli beberapa bidang tanah, akan tetapi pada saat akan dibalik nama ternyata tidak dapat dilakukan karena tanah diblokir. Di tingkat Pengadilan Negeri dan banding, PT. X dikualifikasikan sebagai pembeli beritikad baik dan diberikan perlindungan hukum, akan tetapi pada tingkat Kasasi, PT. IPA tidak memiliki kriteria tersebut, pada tingkat Peninjauan Kembali, PT. IPA memiliki kriteri dari pembeli beritikad baik, sehingga diberikan perlindungan hukum. Oleh sebab itu perlu diteliti dan ditelaah kembali mengenai kriteria dari pembeli beritikad baik dalam jual beli tanah di Indonesia.