Since being elected as President of the United States in 2016, Donald Trump's figure has never seemed to be far from controversy. From his style of speaking, to the first policy after the inauguration, all of them became the world's spotlight. Since the campaign period, Trump has promised to remove some of the policies of his predecessor, Barrack Obama. Trump also tends to be inconsistent in his opinion on several issues in the United States. After being elected, Trump withdraws United States from the TPP partnership, removes Obamacare, builds a wall on the border with Mexico, replaces Ministers and state staff, declares a trade war with China, and opposes American media. Trump's impulsive, threatening and temperamental personality is considered to play a significant role in the policy changes taking place in America. Therefore, using the Political Psychological Profiling method, the author tries to explore further about Trump's personality and its implications for US foreign policy. The result, Trump has at least seven powerful personality factors that influence his political behavior: optimism, aggression, assertiveness, honesty, ingrained business spirit, and desire to be recognized. This behavior is an important factor in making a decision even though it is not the main factor. / Sejak dinyatakan menang dan dilantik sebagai Presiden Amerika Serikat pada tahun 2016 lalu, sosok Donald Trump seolah tidak pernah lepas dari kontroversi. Mulai dari gaya berbicara hingga kebijakan pertama pasca pelantikan, seluruhnya menjadi sorotan dunia. Sejak masa kampanye, Trump telah berjanji akan menghapus beberapa kebijakan pendahulunya, Barrack Obama. Trump juga cenderung tidak konsisten pada pendapatnya terhadap isu-isu di negara Amerika. Pasca terpilih, Trump menarik diri dari kemitraan TPP, menghapus Obamacare, mendirikan tembok di perbatasan dengan Meksiko, melakukan pergantian menteri dan staff kenegaraan, menyatakan perang dagang dengan Tiongkok, serta memusuhi media Amerika. Kepribadian Trump yang impulsif, suka mengancam dan tempramental dianggap berperan cukup penting terhadap perubahan kebijakan yang terjadi di Amerika. Oleh karena itu, menggunakan metode Political Psychological Profiling, penulis mencoba mendalami lebih lanjut mengenai kepribadian Trump dan implikasinya terhadap kebijakan luar negeri Amerika Serikat. Hasilnya, Trump memiliki sekiranya tujuh faktor kepribadian kuat yang berpengaruh dalam perilaku politiknya yaitu: optimisme, agresivisme, ketegasan, kejujuran, jiwa bisnis yang mendarah daging, dan keinginan untuk diakui. Perilaku tersebut merupakan faktor penting dalam mengambil sebuah keputusan meskipun bukan menjadi faktor yang utama.