Child adoption will certainly lead to a new law about the position of an adopted child. Therefore, the focus of this research is how is the position of an adopted child to inherit according to the Islamic law of inheritance, and does the Notary have a role in the implementation of the rights of an adopted child according to the Islamic law of inheritance. This research used judicial normative method. This research using secondary data. The conclusion of the research is that the adopted child does not have the right of adoptive parent’s inheritance because the Islamic law of inheritance rights arising from blood ties and marital relationships. Article 209 Compilation of Islamic Law which governs mandatory wills for the adopted child was wisdom of Islamic Law of inheritance position of adopted child. In addition, Notary does not have a role in implementing inheritance rights for adopted children according to Islamic inheritance law, because those who have full authority to determine recognition and termination of inheritance rights of adopted children according to Islamic law are through the Religious Court Judge in the form of mandatory wills written in Article 209 verse 2 Compilation of Islamic Law. / Pengangkatan anak mengakibatkan hukum baru bagi kedudukan anak angkat. Oleh sebab itu, fokus pada penelitian ini adalah bagaimana kedudukan anak angkat dalam hak mewaris menurut hukum waris Islam, dan apakah Notaris berperan dalam pelaksanaan hak waris bagi anak angkat menurut hukum waris Islam. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Yuridis Normatif. Penelitian ini menggunakan data sekunder. Dari hasil penelitian yang dilakukan maka dapat diambil kesimpulan yaitu kedudukan anak angkat dalam hak mewaris menurut hukum Islam adalah tidak dapat mewaris atas harta peninggalan orang tua angkatnya, karena dalam hukum Islam hak waris timbul dari hubungan darah dan hubungan perkawinan. Pasal 209 Kompilasi Hukum Islam yang mengatur mengenai wasiat wajibah bagi anak angkat merupakan suatu kebijaksanaan Hukum Islam terhadap kedudukan waris anak angkat tersebut. Notaris tidak berperan terhadap pelaksanaan hak waris bagi anak angkat menurut hukum waris Islam, karena yang memiliki kewenangan penuh untuk menetapkan pengakuan dan pemutusan mengenai hak waris anak angkat menurut hukum Islam adalah melalui Hakim Pengadilan Agama yaitu berupa wasiat wajibah yang tertulis dalam Pasal 209 ayat 2 Kompilasi Hukum Islam. Kewenangan Notaris hanya sebatas pada pembuatan wasiat, pencabutan wasiat dan mengenai tata cara penyimpanan surat-surat wasiat.