Peningkatan jumlah penduduk usia produktif di Jakarta mempunyai dampak yang signifikan terhadap peningkatan ekonomi. Hal ini dikarenakan munculnya tantangan dimana penduduk akan bersaing untuk mendapatkan pekerjaan dan mengakibatkan pertumbuhan bisnis, wiraswasta, dan pekerja lepas. Oleh karena itu, kebutuhan untuk lahan perkantoran akan semakin meningkat, begitu juga dengan harga sewa kantor di Jakarta. Dengan ketersediaan jaringan sosial, fasilitas yang lengkap dan harga sewa yang lebih murah, ruang kerja bersama menjadi solusi yang lebih unggul dibandingkan kantor konvensional. Namun, meskipun terdapat beberapa ruang kerja bersama di Jakarta, sangat sedikit yang memperhatikan faktor psikologis pengguna terhadap desain ruang untuk mendukung aktivitas pengguna. Ruang kerja bersama yang akan dijadikan sebagai studi kasus perancangan adalah CoHive yang berbasis di Indonesia. CoHive memiliki tujuan untuk menyediakan ruang kerja fleksibel, layanan bisnis, dan jaringan bagi pengusaha dan pemula dengan komitmen untuk meningkatkan produktivitas, kreativitas, dan jejaring sosial dari penggunanya. Dalam studi kasus perancangan ruang kerja bersama ini, teknik penelitian yang digunakan adalah pendekatan biomimikri yang menggunakan alam sebagai model untuk mengatasi masalah yang ada di lingkungan. Pendekatan ini dilakukan dengan cara memperhatikan dan meniru bentuk, gaya, atau cara hidup dari suatu makhluk secara spesifik yaitu kupu-kupu sebelum menerjemahkannya menjadi konsep desain yang dapat menyelesaikan masalah pada desain sebelumnya. Perancangan interior CoHive yang menanggapi permasalahan psikologi ruang terhadap pengguna melalui pendekatan biomimikri kupu-kupu terbukti dapat mengasah keterampilan untuk meningkatkan kreativitas, menjamin kenyamanan untuk mendorong produktivitas, memotivasi melalui alam untuk mendukung interaksi sosial antara karakteristik pengguna yang berbeda sehingga mencerminkan komitmen dari perusahaan. Perancangan kantor ini juga telah menyesuaikan dengan karakteristik pengguna milenial yang dominan berasal dari industri kreatif untuk mengakomodasi berbagai kebutuhan pengguna./ An increase in the number of productive age population in Jakarta has a significant impact on improving the economy. This is due to the emergence of challenges where residents will compete for jobs and result in the growth of businesses, self-employed, and freelancers. Therefore, the need for office space will increase, as well as office rental prices in Jakarta. With the availability of social networks, complete facilities, and cheaper rental prices, coworking spaces are a superior solution compared to conventional offices. However, even though there are several co-working spaces in Jakarta, very few pay attention to the psychological factors of users towards the design of spaces to support user activities. The coworking space that will be used as a design case study is CoHive that is based in Indonesia. CoHive has a goal to provide flexible workspaces, business services and networking for entrepreneurs and startups with a commitment to increase the productivity, creativity, and social network of its users. In this case study of coworking space design, the research technique used is a biomimicry approach that uses nature as a model to address existing problems in the environment. This approach is carried out by observing and imitating the shape, style, or way of life of a specific creature, such as butterflies, before translating it into a design concept that can solve problems in previous designs. CoHive's interior design that responds to psychology of space towards users through a butterfly biomimicry approach is proven to be able to hone skills to increase creativity, guarantee comfort to encourage productivity, motivate through nature to support social interaction between different characteristics of users therefore reflecting the commitment of the company. The design of this office has also adapted to the characteristics of millennial users, who are predominantly from creative industries to accommodate various user needs.