Saat memilih untuk merantau, seseorang harus siap menghadapi tantangan dan risiko, terutama dalam hubungan romantis seperti kurangnya komunikasi, interaksi fisik, dan kesulitan menjaga keharmonisan hubungan. Hubungan jarak jauh adalah hubungan romantis antara dua orang yang berada di lokasi yang berjauhan, terpisah dalam jangka waktu tertentu dan menghalangi kontak fisik. Oleh karena itu, anak rantau yang menjalin hubungan jarak jauh memiliki pengalaman yang berbeda dengan mereka yang tidak. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pola komunikasi apa yang dijalankan anak rantau dalam menjalin hubungan romantis jarak jauh. Teori yang digunakan dalam penelitian ini ialah equity theory, uncertainty management theory dan self expansion theory. Sedangkan metode penelitian yang digunakan ialah penelitian kualitatif dengan menggunakan pendekatan fenomenologi. Hasil penelitian menunjukkan dua dari 3 pasangan yang menjalani hubungan romantis jarak jauh menerapkan pola komunikasi balanced split pattern, sedangkan yang satunya menerapkan pola komunikasi unbalanced split pattern. Komunikasi memainkan peran penting dalam menjaga hubungan romantis jarak jauh terutama dalam penggunaan aplikasi pengirim teks dan panggilan video yang memungkinkan pasangan untuk berkomunikasi secara fleksibel. Pasangan yang saling mendengarkan dengan penuh perhatian, berbagi perasaan dan pengalaman secara terbuka, dan merespons kebutuhan pasangan dengan responsif merupakan bentuk dari pola komunikasi yang seimbang. Dimana hal ini penting dibangun untuk memperkuat keharmonisan dan kepuasan dalam hubungan romantis jarak jauh. / When choosing to migrate, an individual must be prepared to face challenges and risks, especially in romantic relationships, such as a lack of communication, physical interaction, and difficulties in maintaining relationship harmony. Long-distance relationships involve romantic relationships between two individuals who are located far apart, separated for a certain period of time, and hindered by physical contact. Therefore, migrant children who engage in long-distance relationships have different experiences compared to those who do not. This research aims to explore the communication patterns adopted by long-distance migrant children in building romantic relationships. The theoretical frameworks employed in this study are the equity theory, uncertainty management theory, and self-expansion theory. The research methodology utilized is qualitative research using a phenomenological approach. The research findings reveal that two out of three couples engaged in long-distance romantic relationships adopt a balanced split communication pattern, while the remaining couple follows an unbalanced split communication pattern. Communication plays a vital role in maintaining long-distance romantic relationships, particularly through the use of text messaging applications and video calls, which enable couples to communicate flexibly. Couples who actively listen, openly share feelings and experiences, and respond to each other's needs in a responsive manner demonstrate a balanced communication pattern. Building such communication patterns is crucial for strengthening harmony and satisfaction in long-distance romantic relationships.