Latar Belakang: Menurut WHO, prevalensi global gangguan kecemasan menempati 3.6% dengan prevalensi tertinggi di Asia Tenggara yaitu 23%. Kecemasan mengaktivasi respons neuroendokrin berupa peningkatan hormon kortisol yang akan menstimulasi peningkatan sekresi asam lambung dan gangguan motilitas, sehingga mengakibatkan terjadinya dispepsia fungsional yang terbagi menjadi dua kategori gejala, yaitu epigastric pain syndrome (EPS) dan postprandial distress syndrome (PDS). Walaupun telah dilaporkan adanya hubungan antara tingkat kecemasan dengan derajat keparahan dispepsia fungsional yang menggunakan berbagai macam kuesioner, namun belum dilakukan penelitian yang dapat membedakan gejala dispepsia fungsional menjadi dua kategori gejala menggunakan kuesioner ROME IV. Tujuan Penelitian: Mengetahui adanya hubungan antara kecemasan dengan dispepsia fungsional kategori epigastric pain syndrome dan postprandial distress syndrome yang dapat dibedakan dengan kuesioner kriteria ROME IV pada Mahasiswa FK UPH Angkatan 2020-2022. Metode: Penelitian ini menggunakan desain penelitian analitik komparatif kategorik tidak berpasangan dengan metode potong lintang. Kuesioner HARS dan ROME IV akan dibagikan melalui google form kepada mahasiswa FK UPH Angkatan 2020-2022 yang memenuhi kriteria inklusi. Data yang diperoleh dari responden akan diolah menggunakan Microsoft Excel dan dianalisis dengan uji Chi-Square dengan program SPSS-29 Hasil: Dari 120 responden, Didapatkan 45 responden tidak mengalami kecemasan, 14 responden mengalami kecemasan ringan, 17 responden mengalami kecemasan sedang, 40 responden mengalami kecemasan berat, dan 4 responden mengalami kecemasan sangat berat. Kategori gejala dispepsia fungsional menunjukkan 58 responden mengalami EPS dan 62 responden mengalami PDS. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan bermakna antara kecemasan dengan kategori dispepsia fungsional (EPS & PDS) pada mahasiswa FK UPH (p < 0,05). Hal tersebut sesuai dengan mekanisme dimana kecemasan akan mengaktifkan HPA axis dan menyebabkan kelainan sensorimotor lambung, termasuk pengosongan lambung yang tertunda, gangguan akomodasi lambung, dan hipersensitivitas lambung sehingga mengakibatkan munculnya keluhan gejala pada dispepsia fungsional baik PDS maupun EPS. Kata Kunci: kecemasan, dispepsia fungsional, mahasiswa kedokteran, kuesioner ROME IV, dan kuesioner HARS / Background: According to WHO, the global prevalence of anxiety disorder is 3.6% with the highest prevalence in Southeast Asia, namely 23%. Anxiety activates a neuroendocrine response in the form of an increase in the cortisol hormone which will stimulate an increase in gastric acid secretion and gastric dysmotility, resulting in functional dyspepsia which is divided into two categories of symptoms, namely epigastric pain syndrome (EPS) and postprandial distress syndrome (PDS). Although a relationship between the level of anxiety and the severity of functional dyspepsia using a variety of questionnaires has been reported, no research has been conducted that can differentiate symptoms of functional dyspepsia into two categories of symptoms using the ROME IV questionnaire. Objective: This study was conducted with the aim of knowing the relationship between anxiety and functional dyspepsia in students of Faculty of Medicine, Pelita Harapan University Method: This study uses an unpaired categorical comparative analytic study with a cross-sectional study. HARS and ROME IV questionnaire will be distributed via Google Form to students of FK UPH Batch 2020-2022 who meet the inclusion criteria. Collected data will be processed using Microsoft Excel and will be analyzed using Pearson Chi-Square with the SPSS-29 program. Results: Of the 120 respondents, 45 respondents did not experience anxiety, 14 respondents experienced mild anxiety, 17 respondents experienced moderate anxiety, 40 respondents experienced severe anxiety, and 4 respondents experienced very severe anxiety. The category of functional dyspepsia symptoms showed that 58 respondents had EPS and 62 respondents