Burnout merupakan kondisi yang harus dihindari oleh para guru karena hal tersebut memberikan kontribusi negatif dalam organisasi dan memberikan masalah pada individu itu sendiri. Guru merupakan profesi yang memiliki peran penting didalam dunia pendidikan. Salah satu guru yang memiliki peran berbeda dengan guru biasanya adalah guru sekolah luar biasa. Guru sekolah luar biasa memiliki peran mendidik siswa-siswi yang memiliki keterbatasan baik keterbatasan fisik maupun mental. Untuk mendukung kondisi guru sekolah luar biasa, dibutuhkanlah self-esteem yang baik. Dengan memiliki self-esteem yang baik, diharapkan guru sekolah luar biasa dapat terhindar dari burnout sehingga guru sekolah luar biasa dapat bekerja secara maksimal. Penelitian dilakukan di Sekolah Luar Biasa X dengan mengambil sampel yaitu seluruh guru di sekolah tersebut. Data diolah dengan memakai alat ukur burnout dan self-esteem. Pengukuran dilakukan dengan menyebarkan alat ukur keseluruh guru di Sekolah Luar Biasa X yang berjumlah 35 orang responden yang kemudian diuji validitas dan reliabilitasnya. Setelah itu dilakukan analisa dengan korelasi Pearson Product Moment untuk mengukut hubungan antar variabel burnout dan self-esteem. Dari hasil penelitian dapat dibuktikan bahwa self-esteem memiliki korelasi yang negatif dengan burnout (r = -0.743) artinya adalah semakin tinggi selfesteem yang dimiliki guru-guru di Sekolah Luar Biasa X, maka burnout menjadi semakin rendah dan begitu pula sebaliknya. Jadi dari hasil penelitian ini diketahui bahwa self-esteem memiliki hubungan dengan kondisi burnout guru-guru yang berada di Sekolah Luar Biasa X.