Anak luar kawin merupakan anak yang lahir di luar suatu ikatan perkawinan yang sah. Dalam Pasal 280 KUHPerdata disebutkan anak luar kawin hanya mempunyai hubungan perdata dengan bapak atau ibunya apabila bapak atau ibunya yang menyebabkan ia lahir tersebut telah mengakuinya. Kedudukan anak luar kawin di dalam hukum secara realitas adalah lebih rendah dibanding dengan anak sah, dengan pengertian bagian waris yang diterima oleh anak luar kawin lebih kecil dibandingkan dengan anak sah. Anak luar kawin memerlukan suatu proses pengakuan dan pengesahan menjadi anak sah untuk mendapatkan hakhaknya. Setelah dilakukannya pengakuan dan pengesahan oleh orang tuanya, anak luar kawin tersebut mempunyai hak mewaris sesuai kedudukannya seperti yang ada didalam Pasal 863 KUHperdata. Dengan pengakuan seseorang terhadap anak luar kawin maka timbullah hubungan hukum perdata dengan anak luar kawin. Kedudukan Anak Luar Kawin dalam KUHPerdata terbagi atas 2, yaitu : a. Anak Luar Kawin yang diakui baik secara sukarela maupun paksaan; b. Anak luar kawin yang disahkan dengan memohon dan meminta surat pengesahan presiden maupun akibat dari perkawinan kedua orang tuanya. Anak luar kawin menjadi anak sah yaitu dengan menggunakan Pasal 272 KUHPerdata dan akibat hukum dalam pengesahan anak luar kawin menjadi anak sah terhadap pewarisan berdasarkan Pasal 863 KUHPerdata, yaitu berhak mewaris dari kedua orang tuanya bersama Golongan I, maka anak luar kawin yang diakui mewaris ⅓ bagian dari mereka yang sedianya harus mendapat seandainya mereka adalah anak sah. / Out of wedlock children are children born outside of a legitimate marriage. In Article 280 of the Civil Code stipulates that children outside of marriage only have a civil relationship with their father or mother if the father or mother that causes him to be born has admitted it. The legal position of a child who was born in extramarital affairs in law in reality is below the legitimate children, with the understanding that the inheritance portion received by the out-of-wedlock child is smaller than that of legitimate children. Out-of-wedlock children need a process of recognition and ratification to become legitimate children to obtain their rights. After the recognition and ratification of the parents, the child outside the marriage has inheritance rights according to their position as contained in Article 863 of the Civil Code. With someone's recognition of a child out of wedlock, a relationship between civil law and extramarital children arises. The position of the Outer Child in the Civil Code is divided into 2, namely: a. Out of wedlock children who are recognized either voluntarily or forced; b. Out-of-wedlock children who are legalized by filing application and requesting a presidential authorization as well as a result of the marriage of their parents. Out-of-wedlock children become legitimate children under the Article 272 of the Civil Code. The legal consequences of ratifying out-of-wedlock children as legal children to inheritance right is based on Article 863 of the Civil Code, namely entitled to inherit from their parents together with Group I. Furthermore, the recognized out of wedlock child can inherit ⅕ section from those who are supposed to have to get if they are a legitimate child.