Fenomena pernikahan jarak jauh (PJJ) di Indonesia terus meningkat seiring tingginya mobilitas tenaga kerja. Data BP2MI (2022) menunjukkan jumlah pekerja migran yang berstatus menikah mengalami kenaikan dari 3.130 (Juni 2021) menjadi 5.407 orang (Juni 2022). Keluarga yang menjalani PJJ menghadapi tantangan dalam hal komunikasi, pengambilan keputusan bersama, dan pengasuhan anak, terutama ketika peran ayah digantikan oleh ibu. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pelaksanaan peran ganda ibu dalam pengasuhan anak di PJJ. Teori Relationship Rules digunakan sebagai kerangka analisis untuk menganalisis bagaimana aturan aturan komunikasi yang disepakati bersama dapat membantu menjaga stabilitas dan kualitas hubungan keluarga dalam kondisi PJJ. Penelitian ini bertujuan untuk memahami pengalaman subjektif dalam pernikahan jarak jauh (PJJ) dengan pendekatan kualitatif menggunakan metode fenomenologi. Analisis data dilakukan melalui tiga tahapan utama: open coding, axial coding, dan selective coding. Data dikumpulkan melalui wawancara mendalam dan observasi partisipatif terhadap empat informan, yaitu SO, DB, S, dan TA. Observasi fenomenologi dilakukan untuk memahami pengalaman mendalam informan dalam menjalani PJJ, terutama terkait peran, tantangan, dan strategi komunikasi mereka. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ibu memegang peranan sentral dalam PJJ, mengambil peran ganda sebagai pengasuh utama sekaligus figur pengganti ayah dalam pengasuhan anak. Komunikasi digital, seperti panggilan video dan pesan teks, menjadi sarana utama untuk menjaga hubungan emosional baik antara pasangan maupun antara orangtua dan anak. Fleksibilitas dalam aturan komunikasi digital mendukung keberlangsungan hubungan yang harmonis, membangun rasa kepercayaan, dan meningkatkan kualitas komunikasi dalam keluarga PJJ. Temuan ini menegaskan bahwa esensi PJJ terletak pada kemampuan ibu untuk mengelola komunikasi digital dan perannya yang berlipat ganda dalam mempertahankan stabilitas keluarga. Kesimpulannya, bahwa ibu yang menjalani PJJ menjalankan peran ganda melalui pengelolaan komunikasi digital yang tepat dan penerapan aturan komunikasi Bersama yang mendukung keberlangsungan peran pengasuhan dan menjaga keharmonisan keluarga dalam kondisi PJJ. / The phenomenon of long-distance marriage (LMA) in Indonesia continues to increase along with the high mobility of the workforce. BP2MI data (2022) shows that the number of migrant workers who are married has increased from 3,130 (June 2021) to 5,407 people (June 2022). Families undergoing LMA face challenges in terms of communication, joint decision-making, and childcare, especially when the father's role is replaced by the mother. This study aims to examine the implementation of the mother's dual role in childcare in LMA. Relationship Rules Theory is used as an analytical framework to analyze how mutually agreed communication rules can help maintain the stability and quality of family relationships in LMA conditions. This study aims to understand the subjective experience of LMA with a qualitative approach using the phenomenological method. Data analysis was carried out through three main stages: open coding, axial coding, and selective coding. Data were collected through in-depth interviews and participant observations of four informants, namely SO, DB, S, and TA. Phenomenological observation was conducted to understand the in-depth experiences of informants in undergoing PJJ, especially related to their roles, challenges, and communication strategies. The results of the study showed that mothers play a central role in PJJ, taking on a dual role as the main caregiver and a substitute father figure in child care. Digital communication, such as video calls and text messages, is the main means of maintaining emotional relationships between couples and between parents and children. Flexibility in digital communication rules supports the continuation of harmonious relationships, builds trust, and improves the quality of communication in PJJ families. This finding confirms that the essence of PJJ lies in the mother's ability to manage digital communication and her multiple roles in maintaining family stability. In conclusion, mothers who undergo PJJ play dual roles through good digital communication management and the implementation of joint communication rules that support the continuation of the role of parenting and maintain family harmony in PJJ conditions.