Pembunuhan adalah suatu tindak pidana berupa menghilangkan nyawa, beberapa kasus pembunuhan tidak meninggalkan bukti di TKP sehingga membuat pihak kepolisian yang melakukan penyelidikan kesulitan untuk mendapatkan bukti yang mengarah pada terjadinya tindak pidana beserta pelakunya. Kasus pembunuhan yang minim bukti seringkali ditutup tanpa ada penyelesaian karena tidak ada bukti yang cukup untuk menentukan tindak pidana dan pelakunya, munculnya medium yang mengungkap suatu kasus pembunuhan dengan keterangan arwah memicu masyarakat untuk mendesak aparat penegak hukum menyelesaikan kasus tersebut. Tujuan penelitian untuk mengetahui keterangan arwah sebagai dasar pemecahan kasus pembunuhan yang minim bukti dan kekuatan pembuktiannya dalam penyelidikan. Keterangan arwah dianalisa dengan teori keadilan dan teori pembuktian untuk mewujudkan asas praduga tak bersalah dalam menentukan pelaku dari suatu tindak pidana yang telah terjadi. Metode yang digunakan yaitu penelitian hukum normatif yang menggunakan sumber data sekunder melalui teknik studi kepustakaan dengan berdasarkan pendekatan terhadap asas-asas hukum dan kasus-kasus hukum sehingga memiliki sifat kualitatif dan diuraikan secara deduktif dan analitis. Penelitian ini menyimpulkan bahwa keterangan arwah dapat menjadi petunjuk mula-mula sebagai dasar bagi pihak kepolisian dalam memecahkan kasus pembunuhan yang minim bukti agar ditemukan bukti yang cukup untuk melanjutkan tindakan ke tahap penyidikan dan kekuatan pembuktian keterangan arwah didasarkan pada ditemukannya bukti-bukti yang mengarah pada penentuan suatu tindak pidana dan pelaku yang melakukannya. Keterangan arwah diharapkan untuk digunakan secara khusus pada kasus pembunuhan yang minim bukti sebagai dasar yang mengarahkan pihak kepolisian untuk menemukan bukti-bukti yang dapat membuktikan suatu tindak pidana dan pelaku yang melakukannya. Penggunaan keterangan arwah juga harus didasarkan pada penilaian berdasarkan ditemukannya barang bukti yang mengarah pada terjadinya tindak pidana beserta pelakunya agar tidak digunakan semata-mata sebagai penentu pelaku tindak pidana yang dapat melanggar asas praduga tak bersalah dan tidak terwujudnya keadilan yang diharapkan bagi korban kasus pembunuhan tersebut / Murder is a criminal act in the form of taking a life, some murder cases do not leave evidence at the scene of the crime so that the police who are investigating have difficulty in obtaining evidence that leads to the crime and the perpetrator. Murder cases with minimal evidence are often closed without resolution because there is insufficient evidence to determine the crime and the perpetrator, the emergence of a medium that reveals a murder case with the testimony of spirits triggers the public to urge law enforcement officers to resolve the case. The purpose of the study was to determine the testimony of spirits as a basis for solving murder cases with minimal evidence and the strength of the evidence in the investigation. The testimony of spirits is analyzed using the theory of justice and the theory of evidence to realize the principle of the presumption of innocence in determining the perpetrator of a crime that has occurred. The method used is normative legal research that uses secondary data sources through literature study techniques based on an approach to legal principles and legal cases so that it has a qualitative nature and is described deductively and analytically. This study concludes that the testimony of spirits can be an initial clue as a basis for the police in solving murder cases with minimal evidence so that sufficient evidence is found to continue the action to the investigation stage and the strength of the evidence of the testimony of spirits is based on the discovery of evidence that leads to the determination of a crime and the perpetrator who committed it. The testimony of spirits is expected to be used specifically in murder cases with minimal evidence as a basis for directing the police to find evidence that can prove a crime and the perpetrator who committed it. The use of the testimony of spirits must also be based on an assessment based on the discovery of evidence that leads to the occurrence of a crime and its perpetrator so that it is not used solely as a determinant of the perpetrator of a crime which can violate the principle of the presumption of innocence and the failure to realize the justice expected for the victim of the murder case