Goethe-Institut merupakan salah satu dari banyak pusat kebudayaan luar negeri yang berada di Jakarta. Kehadirannya sebagai pusat kebudayaan ialah untuk dapat menyajikan gambaran mengenai Negara Jerman seputar kehidupan budaya, dan sosial dengan mengakomodasi aneka program budaya dan pendidikan dengan memperhatikan faktor lingkungan dan sosial tempat ini yang berlokasi, yaitu kawasan Menteng. Keberadaan ruang - ruang yang berdekatan di ruang transisi serta aliran pengguna dari ruang-ruang di sekitarnya yaitu dari auditorium/galeri, perpustakaan, kelas belajar Bahasa, dan kafetaria menjadikan ruang transisi berpotensial sebagai melting point. Suasana ruang yang ingin diciptakan dalam perancangan ruang transisi ini ialah ruang yang dinamis dengan memanfaatkan unsur ruang terbuka hijau yang mampu meningkatkan interaksi pada sesama pengguna secara santai/informal namun tetap memunculkan identitas dan merepresentasikan Goethe-Institut. Lokasi Goethe-Institut yang berada dikawasan Menteng juga menunjang objek perancangan yaitu menghubungkan ruang dengan alam dilakukan dengan menggunakan pendekatan biophilic. Perancangan objek dengan pendekatan biophilic adalah desain yang berlandaskan teori biophilia dimana perancangannya berfokus pada hubungan manusia dan alam, selain itu alam juga sangat berpengaruh bagi kondisi fisik dan psikologis manusia. Berdasarkan hasil pengumpulan data yang dilakukan yaitu dengan melakukan observasi, wawancara, studi literatur, dan kuesioner. Permasalahan yang dapat dirumuskan adalah Bagaimana mengaktualisasikan potensi ruang transisi sebagai melting point dengan pendekatan Biophilic di Goethe-Institut. Dalam penerapan konsep, perancangan objek mengacu pada 14 pola desain biophilic yang dipilih sesuai dengan kesesuaian prinsip desain terhadap kebutuhan pada masing - masing aspek desain ruang transisi sebagai melting point di Goethe-Institut. / The Goethe-Institut is one of many foreign cultural centers in Jakarta. As Federal Republic of Germany's cultural institute, Goethe-Institut promotes German life and culture through broad variety of programs and events such as formal German language course, examination program, workshops, and exhibition. In Goethe-Institut Jakarta, located in Menteng, these programs and events are accommodated in adjacent spaces which create intense flow of users and build a potential melting point area around the transitional spaces. The space potential to be a melting point, supported by Menteng as a cultural heritage landscape area in Jakarta, inspired the design study to optimize the space for users' interaction and activities as well as contribute to the overall surroundings of Goethe-Institut. Through data collection that was conducted by observations, literature studies, interviews, and questionnaires, it was concluded that Biophilic will be a suitable approach to address both design issues and potential. Biophilic is an approach based on Biphilia theory where the design focuses on the relationship between humans and nature, and utilizes nature to improve both human physical and psychological condition. The design process referred to 14 Biophilic design patterns that was picked for their compatibility with each transitional space design aspect as melting point in Goethe-Institut. It will be clearly depicted that the space is designed to create a dynamic atmosphere which make use of the green space to encourage interaction of users while maintaining Goethe-Institut identity.