Pada pertengahan bulan Oktober 2019, sebuah komunitas bernama “Crosshijaber,” yang terdiri dari crossdresser pria yang memiliki kebiasaan memakai hijab menjadi viral di media sosial. Tidak lama, cerita mengenai kelompok tersebut berantai ke berbagai media arus utama, termasuk dua stasiun televisi berita terkemuka, Metro TV dan TV One. Kedua stasiun televisi tersebut melaporkan kisah Crosshijaber dengan cara yang sama, yaitu secara negatif. Fakta bahwa kedua stasiun televisi berbeda namun bisa memiliki kesatuan pandangan dalam melaporkan kelompok ini menarik perhatian penulis. Penelitian ini dilakukan dengan metode analisis tema fantasi yang merupakan alat analisis dari Teori Konvergensi Simbolik. Data primer diambil melalui observasi terhadap paket-paket berita dengan tema Crosshijaber di Metro TV dan TV One. Data sekunder dikumpulkan melalui observasi terhadap forum daring kelompok crossdresser Indonesia dan juga studi kepustakaan. Dalam penelitian ini, penulis menemukan empat tema fantasi yang berantai dalam pemberitaan kelompok Crosshijaber pada Metro TV dan TV One. Berantainya tema fantasi tersebut mengindikasikan adanya konvergensi cara pandang diantara kedua stasiun televisi ketika meliput komunitas crosshijaber. Tema-tema fantasi tersebut membentuk sebuah visi retoris yang mengimplikasikan adanya penolakan pada kelompok tersebut. Visi retoris tersebut lebih lanjut menunjukkan ideologi heteronormativitas yang bekerja di belakang paket-paket berita terkait Crosshijaber. Kata kunci: crossdresser, media, konvergensi simbolik, tema fantasi, heteronormativitas Referensi: 103 (1960-2020) / In mid-October 2019, a community named “Crosshijaber,” consisting of male crossdressers with habits of wearing hijab, went viral in social media. Not long, the story of the community chained out in various mainstream media, including two top television stations Metro TV and TV One. The two stations reported the story with the same point of view. The fact that there is a shared view between the two different stationswhen reporting the community attracts the researcher’s attention. This research employs fantasy theme analysis, which is the main analysis tool of the Symbolic Convergence Theory. Primary data are collected through observing news packages of Crosshijaber in Metro TV and TV One. Secondary data are collected through observation to online forum of Indonesian crossdresser and library studies. In this study, the author finds four fantasy themes chaining out in the reports of Crosshijaber community in Metro TV and TV One. The chaining fantasy themes indicate a convergence of the two stations when reporting the Crosshijaber community. The fantasy themes also form a rhetorical vision, which imply a rejection of the community. Further, the rhetorical vision shows heteronormative ideology working behind the news packages of Crosshijaber. Keywords: crossdresser, media, symbolic convergence, fantasy themes, hetronormativity References: 103 (1960-2020)