Mergers and Acquisitions (M&A) are conducted by the company with the intention of gaining several advantages. Mutual benefit conditions would occur when the M&A activity obtain synergies, which are expected to improve company performance. The aim of this study was to analyze the differences in financial performance pre and post M&A within companies that have conducted M&A activities. This study examined the differences in abnormal return within listed companies in the Indonesia Stock Exchange who have conducted M&A during 2000 – 2010 period. There were two questions emerged from this study. First question was whether there are significant M&A activity of the abnormal return at 1 year pre and post M&A activities. Second question was whether M&A activity lead to company underperformance in the long-run. The sample of this study were go public companies listed in the Indonesia Stock Exchange that have conducted M&A. According to the criteria, there were 60 companies obtained in this study. In addition, the companies were required to complete data relating to the variables used as well. The results revealed that M&A activity conducted by go public company did not affect the company's abnormal return in the first year post M&A. It was also revealed that M&A activities did not significantly affect long-run underperformance. Overall, it can be concluded from this study that the M&A activities conducted by companies did not provide synergy and value for shareholders. This means that over a short period, the investor expectation to gain abnormal return from M&A activities conducted by acquirer companies can not be fulfiled. For the acquirer companies, it is suggested that conducting M&A should not merely on the basis to provide increased abnormal return for the shareholders. / Merger dan Akuisisi (M&A) dilakukan oleh perusahaan dengan harapan mendatangkan sejumlah keuntungan. Kondisi saling menguntungkan akan terjadi bila kegiatan M&A tersebut memperoleh sinergi, yang diharapkan akan meningkatkan kinerja perusahaan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perbedaan kinerja keuangan perusahaan sebelum dan sesudah M&A pada perusahaan yang melakukan aktivitas M&A. Penelitian ini menguji perbedaan abnormal return pada perusahaan yang melakukan M&A pada tahun 2000 hingga 2010 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Dalam penelitian ini terdapat dua perumusan masalah. Perumusan masalah pertama adalah apakah terdapat pengaruh kegiatan M&A terhadap abnormal return pada 1 tahun sebelum dan 1 tahun setelah kegiatan M&A. Perumusan masalah yang kedua adalah apakah kegiatan M&A menyebabkan long-run underperformance. Perusahaan yang digunakan sebagai sampel dalam penelitian ini adalah melakukan kegiatan M&A yang go public dan terdaftar di BEI. Berdasarkan kriteria yang ditentukan, diperoleh 60 perusahaan yang melakukan M&A yang digunakan dalam penelitian ini. Selain itu perusahaan yang digunakan sebagai sampel juga harus memiliki data lengkap berkaitan dengan variabel yang digunakan. Hasil pengujian memberikan kesimpulan bahwa kegiatan M&A yang dilakukan perusahaan go public tidak mempengaruhi abnormal return perusahaan pada tahun pertama setelah M&A dan juga kegiatan M&A tidak signifikan mempengaruhi long-run underperformace. Secara keseluruhan, penelitian ini menghasilkan kesimpulan bahwa tindakan M&A yang dilakukan perusahaan pengakuisisi tidak memberikan sinergi dan value bagi pemegang sahamnya. Ini berarti bahwa dalam periode yang pendek, harapan investor untuk memperoleh abnormal return dari kegiatan M&A yang dilakukan oleh perusahaan pengakuisisi tidak dapat dipenuhi. Bagi perusahaan pengakuisisi, disarankan untuk melakukan M&A tidak hanya sekedar dilandasi untuk memberikan peningkatan abnormal return bagi pemegang sahamnya.