The learning system adapted new terms while involving the technology in the education process. Indonesia also pursues changes in education that involve technology in the learning process. The role of teachers as facilitator needs to do some adaptations facilitating the learning materials in hand to facilitate students with good learning environment and materials that can be a support for students to have good learning experience in pursuing their goals in a new term of learning named blended learning. The essential of learning experience that facilitated by teacher to students is based on the authority of the Bible which is God’s word. Teachers see students as the image of God who needs a facilitator to redeem the flesh since all human has already fallen that tend to absorb all experiences as source of their knowledge. This article aims to inform the teacher, the philosophy of the role of experiential learning so the role as facilitator for Christian teacher blended learning can be done effectively. This article uses descriptive qualitative research method with literature review as foundation. The results of this article are teachers able to teach students to have purposes on eternal life through each of material, so the students can be responsible in their gift to glorify God and experienced His love during their journey. The author’s suggestion for future research is researcher need to focus on the implications deeper to teacher’s performance in experiential learning/Sistem pembelajaran mengadaptasi istilah-istilah baru dengan tetap melibatkan teknologi dalam proses pendidikan. Indonesia juga mengupayakan perubahan di bidang pendidikan yang melibatkan teknologi dalam proses pembelajaran. Peran guru sebagai fasilitator perlu melakukan beberapa adaptasi memfasilitasi materi pembelajaran yang ada untuk memfasilitasi siswa dengan lingkungan belajar yang baik dan materi yang menjadi pendukung bagi siswa untuk memiliki pengalaman belajar yang baik dalam mencapai tujuannya dengan istilah pembelajaran baru disebut Blended Learning. Hakikat pengalaman belajar yang difasilitasi oleh guru kepada siswa didasarkan pada otoritas Alkitab yaitu firman Tuhan. Guru memandang siswa sebagai gambar dan rupa Tuhan yang membutuhkan fasilitator untuk menebus kedagingannya karena semua manusia sudah jatuh sehingga cenderung menyerap semua pengalamasn sebagai sumber pengetahuannya. Artikel ini bertujuan untuk menginformasikan kepada guru, filosofi peran experiential learning sehingga peran sebagai fasilitator dalam blended learning guru Kristen dapat dilakukan secara efektif. Artikel ini menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif dengan tinjauan pustaka sebagai landasan. Hasil dari artikel ini adalah guru mampu mendidik siswa untuk memiliki tujuan hidup kekal melalui 2 setiap materi yang diajarkan, sehingga siswa dapat bertanggung jawab dalam anugerahnya untuk memuliakan Tuhan dan merasakan kasih-Nya selama perjalanannya. Saran penulis untuk penelitian selanjutnya adalah peneliti perlu fokus pada implikasi yang lebih dalam terhadap kinerja guru dalam pembelajaran berdasarkan pengalaman. Student’ vocabulary knowledge is important part in learning process because it affects other English skills. After pandemic learning, the lack of vocabulary occurs because of the limitations of collaborative communications on both teacher and student, also the use of technology in the learning process. The need for vocabulary learning must be embedded into the learning activities explicitly by teacher using the benefits of technology. The redemptions of the learning materials that teachers taught can support learning experience to students have responsibilities to God with their task and knowledge. The essentials of learning vocabulary knowledge through project pursue student to be responsible for creating transformative learning experiences that facilitated by teacher in the learning activities and collaboration The aim of this article is to explain the importance of developing vocabulary in learning activities using project-based learning that impacts student’s vocabulary. This article uses descriptive qualitative method. The result of this article is to inform teachers as facilitators to facilitate students project-based learning method that already adjustments based on student’ conditions and need in developing their vocabulary using with still being responsible with their calling as God’s image. As the conclusions, projectbased learning implementations through pocketbook is one innovative way to develop student’s vocabulary knowledge that use technology as one of the sources and helped by teachers as facilitators in classroom. Author suggestions for future research to do more research in the implementation of project-based learning with involvement of technology as the results./Pengetahuan perbendaharaan kata siswa merupakan bagian penting dalam proses pembelajaran karena mempengaruhi keterampilan bahasa Inggris lainnya. Pasca pembelajaran pandemi, kekurangan perbendaharaan kata terjadi karena keterbatasan komunikasi kolaboratif baik guru maupun siswa, juga penggunaan teknologi dalam proses pembelajaran. Kebutuhan pembelajaran perbendaharaan kata harus ditanamkan ke dalam kegiatan pembelajaran secara eksplisit oleh guru dengan memanfaatkan manfaat teknologi. Penebusan materi pembelajaran yang diajarkan guru dapat menunjang pengalaman belajar sehingga siswa mempunyai tanggung jawab kepada Tuhan dengan tugas dan ilmunya. Hakikat pembelajaran pengetahuan perbendaharaan kata melalui proyek menuntut siswa untuk bertanggung jawab menciptakan pengalaman belajar transformatif yang difasilitasi oleh guru dalam kegiatan pembelajaran dan kolaborasi. Tujuan artikel 2 ini adalah untuk menjelaskan pentingnya pengembangan perbendaharaan kata dalam kegiatan pembelajaran menggunakan pembelajaran berbasis proyek yang berdampak pada perbendaharaan kata siswa. Artikel ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Hasil dari artikel ini adalah memberikan informasi kepada guru sebagai fasilitator untuk memfasilitasi siswa dengan metode pembelajaran berbasis proyek yang sudah disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan siswa dalam mengembangkan kosakatanya dengan tetap bertanggung jawab terhadap panggilannya sebagai gambar Tuhan. Kesimpulannya, implementasi pembelajaran berbasis proyek melalui buku saku merupakan salah satu cara inovatif untuk mengembangkan pengetahuan perbendaharaan kata siswa yang menggunakan teknologi sebagai salah satu sumbernya dan dibantu oleh guru sebagai fasilitator di kelas. Saran penulis untuk penelitian selanjutnya agar melakukan penelitian lebih lanjut dalam penerapan pembelajaran berbasis proyek dengan keterlibatan teknologi sebagai hasilnya.