Penelitian yang mengambil subjek mahasiswa Universitas Pelita Harapan (UPH) ini dilatarbelakangi oleh ketertarikan peneliti terhadap kenyataan kurangnya motivasi mahasiswa untuk melibatkan diri dalam berbagai kegiatan organisasi di UPH. Kenyataan ini ditandai dengan sedikitnya kuantitas mahasiswa yang mau menerjunkan dirinya dalam kegiatan organisasi kampus seperti kegiatan Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM), kegiatan SMU (Senat Mahasiswa Universitas), Kegiatan Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ), kepanitiaan suatu acara, dan kegiatan-kegiatan lainnya. Padahal fasilitas yang tersedia lebih dari cukup untuk membantu dan memudahkan n ahasiswa menyalurkan minat bakat dan mengembangkan kemampuan-kemampuan sosial atau kemampuan-kemampuan non akademis yang dimilikinya. Berawal dari kenyataan inilah peneliti tertarik untuk menggali lebih dalam motivasi berorganisasi di kalangan mahasiswa dikaitkan dengan kebutuhan pengembangan diri yang dimiliki. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kebutuhan pengembangr.n diri mahasiswa dan motivasi berorganisasi mahasiswa. Untuk itu dilakukan survei melalui kuesioner ujitJ'k mengetahui sejauh mana tingkat kebutuhan pengembangan diri mahasiswa dan sejauh mana tingkat motivasi berorganisasi mahasiswa. Sebagai pembanding diteliti pula tingkat kebutuhan pengembangan diri dan motivasi berorganisasi mahasiswa aktivis serta hubungan di antara variabel itu. Selain itu juga dilakukan vvawancara dengan para mahasiswa untuk melengkapi dan menggali lebih banyak data yang berkaitan dengan topik penelitian. Penelitian ini adalah penelitian survei yang mengambil sampel dari suatu populasi (mahasiswa UPH) dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data yang pokok. Data dianalisis dengan metode kuantitatif berupa uji kcrelasi Pearson Product Moment yang didukung dengan regresi linear sederhana untuk mengetahui hubungan antara kedua variabel tersebut. Selain itu, data juga dianalisis secara kualitatif berdasarkan kerangka teori, hasil survei kuesioner serta hasil wawancara dan dokumentasi. Simpulan penelitian ini adalah terdapat hubungan yang signifikan dan positif antara kebutuhan pengembangan diri dan motivasi berorganisasi mahasiswa, baik mahasiswa secara umum maupun mahasiswa aktivis. Hubungan ini ditunjukkan oleh koefisien korelasi ( r ) sebesar 0.628 untuk kedua jenis kelompok mahasiswa yang termasuk dalam korelasi kategori sedang/cukup, serta diperkuat dengan nilai regresi linear R Square sebesar 39.4 %. Hasil survei kuesioner menunjukkan bahwa mahasiswa UPH °secara umum maupun mahasiswa aktivis memiliki tingkat kebutuhan pengembangan diri (masing-masing 3.16 dan 3.28 dari skala 1 - 4) dan motivasi berorganisasi (masing-masing 2.81 dan 3.13) yang tergolong tinggi. Uji t menegaskan bahwa mahasiswa aktivis memiliki tingkat kebutuhan pengembangan diri dan motivasi berorganisasi yang lebih besar deripada mahasiswa secara umum. Melalui wawancara ditemukan beberapa faktor yang berhubungan dengan motivasi berorganisasi mahasiswa, antara lain: jadwal perkuliahan yang padat dan sampai sore, jarak dan waktu perjalanan bagi sebagian mahasiswa yang tinggal di Jakarta, tidak ada kredit (SKS) untuk kegiatan mahasiswa, kekhawatiran terhadap menurunnya Indeks Prestasi (IP), rasa percaya diri yang kurang, keinginan cepat lulus, keterikatatan pada kegiatan organisasi dan ketidakpedulian, serta keterbatasan fasilitas kegiatan yang kurang menunjang karena sebagian masih memakai fasilitas Sekolah Pelita Harapan (SPH) dan Lippo Karawaci.