Low students’ reading literacy skills have been a continuous problem in education. Therefore, the Government has kept emphasizing the School Literacy Movement in Independence curriculum to solve this problem. However, in the implementation of a literacy program (Sustained-Silent-Reading) in one of schools in Banten, there were several obstacles experienced by grade X students. This study aims at identifying the students’ reading problems and examining how the teacher's role in the SSR program can foster students' reading literacy. The method used is the descriptive qualitative method using data from previous studies and the author's portfolio during teaching practicum. The result of this study shows that the students’ grade X in a school in Banten reading problems are low reading comprehension and low reading motivation. Then, the role of the English teacher as a facilitator is crucial in facilitating students before, during, and after the SSR time. Suggestions to Christian teachers to do morning devotion by reading and reflecting the Bible every day to also foster the student’s reading literacy skills, and for the future researchers to conduct classroom action research to find out to what extent the teacher's role as a facilitator can improve students' literacy skills./Rendahnya literasi membaca siswa telah menjadi masalah yang berkelanjutan dalam dunia pendidikan. Karenanya, Pemerintah terus menegaskan gerakan literasi sekolah dalam kurikulum Merdeka untuk mengatasi masalah ini. Namun dalam pelaksanaan program literasi (Sustained-Silent-Reading) di salah satu sekolah di Banten, terdapat beberapa kendala yang dialami oleh siswa kelas X. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi masalah membaca siswa dan mengkaji bagaimana peran guru dalam program SSR dapat menumbuhkan literasi membaca siswa. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif dengan menggunakan data dari penelitian-penelitian sebelumnya dan portofolio penulis selama praktikum mengajar. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa masalah membaca siswa kelas X di salah satu sekolah di Banten adalah pemahaman membaca dan motivasi membaca yang rendah. Kemudian, peran guru bahasa Inggris sebagai fasilitator sangat penting dalam memfasilitasi siswa sebelum, selama, dan setelah SSR berlangsung. Saran bagi guru Kristen untuk mengadakan devosi pagi dengan membaca dan merefleksikan isi Alkitab untuk meningkatkan literasi membaca siswa, dan bagi penulis selanjutnya untuk melakukan penelitian tindakan kelas untuk mengetahui sejauh mana peran guru sebagai fasilitator dapat meningkatkan kemampuan literasi siswa.