Penelitian ini mengeksplorasi pengaruh kemampuan operasional rantai pasokan, teknologi, dan manajemen kualitas terhadap kinerja rantai pasokan di sektor manufaktur Indonesia, dengan kemampuan inovasi sebagai variabel mediasi. Di era Revolusi Industri 4.0, penerapan teknologi canggih seperti ERP dan sistem manajemen gudang menjadi penting untuk meningkatkan daya saing. Namun, temuan menunjukkan bahwa efektivitas teknologi sangat bergantung pada kemampuan tenaga kerja dan konteks geografis. Penelitian ini berfokus pada dua perusahaan FMCG, yang meskipun memiliki sertifikasi kualitas ISO 9001:2015, menunjukkan kinerja rantai pasokan yang berbeda akibat variasi tingkat keterampilan karyawan dan lingkungan kerja. Hasil analisis data menggunakan metode Structural Equation Modeling (SEM) menunjukkan bahwa kemampuan inovasi memiliki peran penting dalam menjembatani hubungan antara teknologi, kemampuan operasional, dan manajemen kualitas dengan kinerja rantai pasokan. Faktor seperti pelatihan karyawan, integrasi teknologi, dan kolaborasi strategis terbukti meningkatkan kemampuan perusahaan untuk merespons kebutuhan pasar dengan lebih efektif. Studi ini juga mengungkapkan bahwa wilayah perkotaan cenderung memiliki hasil kinerja lebih baik karena akses terhadap infrastruktur dan tenaga kerja terampil, dibandingkan daerah rural yang menghadapi keterbatasan teknis. Penelitian ini memberikan kontribusi teoretis dan praktis dengan menawarkan wawasan strategis bagi perusahaan manufaktur untuk mengoptimalkan kinerja rantai pasokan melalui inovasi dan pemanfaatan teknologi. Implikasi manajerial meliputi rekomendasi untuk penguatan pelatihan karyawan, adopsi teknologi berbasis data, dan pengembangan budaya inovasi. Studi ini diharapkan menjadi referensi akademis dan panduan praktis bagi upaya peningkatan daya saing industri manufaktur di pasar negara berkembang seperti Indonesia. / This study explores the impact of supply chain operational capabilities, technology, and quality management on supply chain performance in Indonesia's manufacturing sector, with innovation capability as a mediating variable. In the era of Industry 4.0, the implementation of advanced technologies such as ERP and warehouse management systems has become essential to enhancing competitiveness. However, findings indicate that the effectiveness of technology heavily depends on workforce capabilities and geographical context. This research focuses on two FMCG companies, which, despite holding ISO 9001:2015 quality certifications, exhibit differing supply chain performance due to variations in employee skill levels and work environments. Data analysis using the Structural Equation Modeling (SEM) method reveals that innovation capability plays a significant role in bridging the relationship between technology, operational capabilities, and quality management with supply chain performance. Factors such as employee training, technology integration, and strategic collaboration have proven to enhance a company’s ability to respond more effectively to market demands. The study also highlights that urban areas tend to achieve better performance outcomes due to access to infrastructure and skilled labor, compared to rural areas that face technical limitations. This research provides both theoretical and practical contributions by offering strategic insights for manufacturing companies to optimize supply chain performance through innovation and technology utilization. Managerial implications include recommendations for strengthening employee training, adopting data-driven technologies, and fostering an innovation culture. This study is expected to serve as an academic reference and practical guide for improving the competitiveness of the manufacturing industry in emerging markets like Indonesia.